Senin, 20 Maret 2017

KISAH ATHEIS FISIKA

Seorang profesor yang Atheis berbicara dalam sebuah kelas fisika.
Profesor: "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"
Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."
Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."
(Semua terdiam dan agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).
Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.
Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"
Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada."
Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.
Suhu -460 derajat Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas.
Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"
Profesor: "Tentu saja ada!"
Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari. Sedangkan gelap tidak bisa.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.
Tapi! Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensitas cahaya di ruangan itu.
Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.
Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"
Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."
Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga.
Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya.
Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."
Profesor terpaku dan terdiam!
_Dosa terjadi karena manusia lupa menghadirkan Allah dalam hatinya.._
*Hadirkan Allah dalam hati kita setiap saat, maka akan selamatlah kita..*Itulah _*IMAN..*_
_*SESUNGGUHNYA DOSA ITU LAHIR SAAT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA

(Group WA & Albert Einstein)

Minggu, 19 Maret 2017

IJAZAH RIZKI LANCAR

Berikut ini ijazah amalan doa dari Syaikhina KH. Maimoen Zubair Rembang, untuk mempermudah mendapatkan rizqi sebagai usaha atau ihtiyar dari dalam tetapi tetap usaha luar dengan bekerja layaknya orang pada umumnya.

  ;

– Membaca asma al husna “Yaa Lathiif ( يالطيف )” sebanyak 129 kali setelah shalat fardlu.
– Kemudian diteruskan dengan membaca doa satu kali, sebagai berikut:

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

“Allahu lathiifun bi’ibaadihi yarzuqu man yasyaa-u wahuwal qawii-yul ‘aziiz.”

Artinya : “Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rejeki, kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan Dialah Yang Maha Kuat, lagi Maha Perkasa.” (QS.Asy-Syuura: 19)
اَللَّهُمَّ اِنِّيْ أَسْأَلُكَ رِزْقًا حَلَالًا كَثِيْرًا طَيِّبًا

“Allahumma inni as’aluka rizqan halalan katsiran thoiyiban.”

Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada Engkau rizqi yang halal, banyak, dan bersih.”

KISAH PENDAHULU LIRBOYO

KH Aziz Mansur, Paculgowang, Jombang pernah bercerita, Pesantren Lirboyo Kediri yang hebat seperti sekarang ini—dengan ribuan santri dan alumni serta ilmu yang tersebar di berbagai pelosok negeri ini—tak terlepas dari jasa dan peran seorang ibu.

Alkisah, pendiri Pesantren Lirboyo, KH Abdul Karim yang mempunyai nama kecil Manab ditinggal wafat ayahnya dalam usia 6 tahun. Lalu ibunya dinikahi orang lain yang mempunyai latar belakang keluarga biasa (bukan dari kalangan kiai) dan hidup dalam balutan kekurangan dalam sisi ekonomi.

Ibunda Manab yang bernama Salamah ini setiap hari membantu sang suami berdagang di pasar. Namun sayang, setiap kali ke pasar, acap kali ia melihat jarik bermotif batik tulis dengan harga selangit yang otomatis tidak terjangkau dalam kantong Ibu Salamah.

"Kapan ya aku bisa membeli jarik yang sedemikian bagusnya," kata Salamah dalam hati sembari mengelus-elus batik yang ia maksud.

Tiga tahun kemudian, dagangan yang ia jajakan laris sehingga Salamah mampu membeli batik yang sudah mengendap dalam angan-angannya selama ini.

Baru dipakai sekitar satu hingga dua bulan, saat berjalan menuju pasar, Salamah melewati satu rumah di mana terdengar suara tangisan dari dalam sana.

"Ada apa, Yu?" Tanyanya yang kemudian disahut sang pemilik rumah.

"Aku ini habis melahirkan, namun aku hanya memiliki satu helai pakaian saja. Andai pakaianku ini kupakaikan untuk anakku, aku pasti akan menjadi telanjang, namun jika tetap aku gunakan sendiri, anakku pasti akan kedinginan."

Mendengar aduan yang sedemikian menyayat hati, Salamah kemudian segera pulang. Jarik yang ia impikan tiga tahun silam dan baru dipakai sekitar satu bulan diambil, diberikan kepada wanita itu.

"Sudah, Yu, jarik yang masih bagus ini engkau gunakan, yang sudah lama punya kamu ini kau gunakan untuk popok anak kamu."

Sontak, wanita yang baru saja melahirkan menangis haru. Ia kemudian berdoa, "Semoga Allah memberikan kegembiraan kepadamu melalui perantara anak sebagaimana sekarang ini engkau membahagiakanku sebab aku bersedih karena urusan anak."

Akhirnya, karena hal-hal yang demikian itulah, di kemudian hari, muncul Pesantren Lirboyo atas segala nama kebesarannya.

Copas Muslim Moderat

Kang Alie

Jumat, 17 Maret 2017

GOLONGAN MANUSIA DI PADANG MAHSYAR

,,🌺 Seram sejuk bila baca ;         
*DUA BELAS (12) GOLONGAN MANUSIA DI PADANG MAHSYAR          =======================================*
1.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan tanpa tangan dan kaki.* Mereka adalah orang yang ketika di dunia suka mengganggu jiran tetangga.

2.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan menyerupai babi.* Mereka adalah golongan yang malas dan lalai dalam solatnya.

3.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan perut membesar dengan di dalamnya penuh dengan ular dan kala jengking* kerana di dunia mereka tidak membayar zakat.

4.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan mulutnya mengalir darah* kerana ketika berniaga , mereka suka menipu.

5.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan lebih buruk dan busuk daripada bangkai* kerana ketika di dunia, mereka selalu melakukan maksiat secara sembunyi kerana takut dilihat orang , tetapi tidak takut kepada Allah S.W.T.

6.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan leher terputus* kerana ketika di dunia selalu memberi kesaksian palsu.

7.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan tanpa lidah* kerana selalu berdusta ketika di dunia.    
    
8.🌺  *Dibangkitkan daripada kubur dalam keadaan kepala terssungkur, sedangkan kedua – dua kakinya di atas kepala dan farajnya mengeluarkan nanah yang mengalir seperti air* kerana ketika hidup, golongan ini suka berzina dan mati sebelum sempat bertaubat.     
   
9.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan wajah yang hitam tetapi matanya biru dan perutnya di penuhi api* kerana ketika di dunia, mereka selalu memakan harta anak yatim secara zalim.   

     
10.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan sopak dan kusta* kerana ketika hidup di dunia dia menderhaka kepada orang tua.  
   
11.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan buta hati, giginya seperti tanduk, bibirnya menjulur sampai ke dada, lidahnya sampai keperut manakala perutnya pula menjulur sehingga ke paha dengan perutnya penuh kekotoran* kerana ketika hidupnya, mereka gemar meminum arak.
        
12.🌺  *Mereka yang dibangkitkan daripada kubur dengan wajah bercahaya seperti bulan purnama dan melepasi sirat’ (titian Mustaqim) seperti kilat* kerana golongan itu ketika hidupnya rajin beramal soleh, meninggalkan maksiat dan menjaga solat lima waktunya dengan berjemaah.         

*Sekarang Anda mempunyai ② (dua) pilihan;*         
①. Biarkan Tulisan ini berada di PAGE ini, dan orang lain tidak membaca.
        
②. Menyebarkan ke-teman Anda yang lain dengan meng-Klik ‘‘BAGIKAN’’ agar orang lain ikut termotivasi dan Insya Allah Anda mendapat PAHALA.
        
*‘‘...Undzur ma Qaala, Wala Tandzur man Qaala...’’*

Kang Alie
Copas Dari Sumber Lain
Semoga mangaat

Kutipan Sejarah Yang Terselip

*MEMOTONG SEJARAH PERAN ULAMA*

Dahulu, ada tokoh pendidikan internasional, namanya  *Dr. Sudjatmoko* _(Rektor Universitas PBB)._

Beliau pernah berkata, pada zaman akhir ini, alternatif pendidikan terbaik adalah *pondok pesantren,* dengan catatan: _*memakai manageman modern.*_

Secara metode mengaji tetap memakai _*salafiyah,*_ namun dalam hal tata-kelola menggunakan manageman *modern*.

_Santri pondok pesantren itu ampuh._

_Di tanah Jawa ini, yang paling ditakuti penjajah Belanda adalah santri dan tarekat._

Ada seorang santri yang juga penganut _tarekat,_ namanya *Abdul Hamid.*

Ia lahir di Dusun _Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta._

Mondok pertama kali di Tegalsari, Jetis, Ponorogo kepada _*KH Hasan Besari.*_

*Abdul Hamid* ngaji _kitab kuning_ kepada _*Kyai Taftazani Kertosuro.*_

Ngaji _Tafsir Jalalain_ kepada _*KH Baidlowi*_ Bagelen yang dikebumikan di Glodegan, Bantul, Jogjakarta.

Terakhir *Abdul Hamid* ngaji _ilmu hikmah_ kepada _*KH Nur Muhammad*_ Ngadiwongso, Salaman, Magelang.

*Abdul Hamid* sangat berani dalam berperang melawan penjajah Belanda selama lima tahun, 1825-1830.

*Abdul Hamid* wafat dan dikebumikan di *Makassar*, dekat Pantai Losari.

*Abdul Hamid* adalah _Putra *Sultan Hamengkubuwono ke-III*_ dari istri Pacitan, Jawa Timur.

*Abdul Hamid* patungnya memakai jubah dipasang di Alun-alun kota Magelang.

Menjadi nama di Kodam Jawa Tengah.

Terkenal dengan nama: *Pangeran Diponegoro.*

_Belanda resah menghadapi perang Diponegoro._

Dalam kurun lima tahun itu, uang kas Hindia Belanda habis, bahkan punya banyak hutang luar negeri.

Nama aslinya *Abdul Hamid.*
Nama populernya *Diponegoro*.

Adapun nama lengkapnya adalah _*Kyai Haji Bendoro Raden Mas Abdul Hamid Ontowiryo Mustahar Herucokro Senopati Ing Alogo Sayyidin Pranotogomo Amirul Mu’minin Khalifatullah Tanah Jawi Pangeran Diponegoro Pahlawan Goa Selarong.*_

Tidak hanya *Diponegoro*, anak bangsa yang didik para ulama menjadi tokoh bangsa.

Diantaranya, di Yogjakarta ada seorang ulama bernama *Romo K Sulaiman Zainudin* di Kalasan Prambanan.

Punya santri banyak, salah satunya bernama *Suwardi Suryaningrat.*

_Suwardi Suryaningrat_ ini kemudian oleh pemerintah diangkat menjadi Bapak _Pendidikan Nasional_ yang terkenal dengan nama *Ki Hajar Dewantara.*

Jadi, *Ki Hajar Dewantara* itu santri, ngaji, murid seorang ulama besar.

Sayangnya, sejarah *Ki Hajar* mengaji _al-Quran_ tidak pernah diterangkan di sekolah-sekolah, yang diterangkan hanya _*Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.*_
Itu sudah baik, namun belum komplit.
Belum utuh.

Maka nantinya, untuk rekan-rekan guru, mohon diterangkan bahwa *Ki Hajar Dewantara*  selain punya ajaran _Tut Wuri Handayani,_ juga punya ajaran _*al-Quran al-Karim.*_

Perlu diketahui bahwa ketika Indonesia merdeka, ada _*sayyid*_ warga _Kauman Semarang_ yang mengajak bangsa kita untuk bersyukur.

Sang _Sayyid_ tersebut menyusun lagu syukur.

Dalam pelajaran Sekolah Dasar disebutkan *H Mutatar.*

_H Mutahar_ Itu bukan _Haji Muthahar_, namun *Habib Husein Muthahar*, yang menciptakan lagu syukur.
Beliau adalah Pak Dhenya _Habib Umar Mutohar SH_ Semarang.

Jadi, yang menciptakan lagu syukur yang kita semua hafal adalah seorang _*sayyid*_, cucu baginda Nabi.

Mari kita nyanyikan bersama-sama.

_*Dari yakinku teguh*_
_*Hati ikhlasku penuh*_
_*Akan karuniamu*_
_*Tanah air pusaka*_
_*Indonesia merdeka*_
_*Syukur aku sembahkan*_
_*Kehadiratmu tuhan*_

Itu yang menyusun cucu nabi, *Sayyid Husein Muthahar,* warga kauman Semarang.

Akhirnya oleh pemerintah waktu itu diangkat menjadi _Dirjen Pemuda dan Olahraga._

Terakhir oleh pemerintah dipercaya menjadi _Duta Besar di Vatikan,_ negara yang berpenduduk _Katholik_.

Di _Vatikan_, *Habib Husein* tidak larut dengan kondisi, malah justeru membangun masjid.   _Hebat !!!_

Lebih hebatnya lagi, *Habib Husein Muthahar* menyusun lagu yang hampir se-Indonesia hafal semua.

Suatu ketika *Habib Husein Muthahar* sedang duduk, lalu mendengar adzan shalat dzuhur.

Sampai pada kalimat _*hayya alas shalâh*_, terngiang suara adzan.

Sampai sehabis shalat berjamaah, masih juga terngiang.
Akhirnya hatinya terdorong untuk membuat lagu yang cengkoknya mirip adzan, ada *“S” nya, “A” nya, “H”* nya.

Kemudian pena berjalan, tertulislah:

_*17 Agustus tahun 45*_
_*Itulah hari kemerdekaan kita*_
_*Hari merdeka nusa dan bangsa*_
_*Hari lahirnya bangsa Indonesia*_
_*Merdeka*_
_*Sekali merdeka tetap merdeka*_
_*Selama hayat masih dikandung badan*_
_*Kita tetap setia tetap setia*_
_*Mempertahankan indonesia*_
_*Kita tetap setia tetap setia*_
_*Membela negara kita*_

Maka peran para ulama, kyai dan para _sayyid_ tidak sedikit dalam pembinaan patriotisme bangsa.

Malahan, *Bung Karno,* ketika mau membaca teks proklamasi di Pegangsaan Timur Jakarta, minta didampingi putra ulama atau kyai.

Tampillah seorang dari kampung _Batu Ampar_, *Maya Kumbung,* Sumatera Barat.
_Siapa beliau?_
*H. Mohammad Hatta.*
Beliau putra ulama.

*Bung Hatta* adalah putra _Ustadz Kyai Haji Jamil,_ Guru _*Thariqah Naqsyabandiyyah – Kholidiyyah*_.

Akhirnya, *Bung Hatta* menjadi wakil presiden pertama.

Sayang, sejarah *Bung Hatta* adalah putra ulama dan putra penganut _*tarekat*_ tidak pernah dijelaskan di sekolah, yang diterangkan hanya *Bapak Koperasi*.

_Mulai sekarang, mari kita terangkan sejarah dengan utuh._
_Jangan sekali-kali memotong sejarah._
_Jika anda memotong sejarah, suatu saat, sejarah anda akan dipotong oleh Allah SWT.

Kang Alie
Copas dari Sumber lain
Semoga bermanfaat.
*اللهم صل على محمد

Kamis, 16 Maret 2017

Dalil Naqly tentang Nasab Nabi Muhammad yang bersih

Dalil Naqly tentang Nasab Nabi Muhammad yang bersih


Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang dipersiapkan Allah SWT sebagai makhluk paling sempurna. Karenanya Allah memelihara benar nenek moyang yang menjadi cikal-bakal melahirkan Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari nenek moyang yang patuh kepada Allah SWT. Mereka semua dipelihara oleh Allah SWT agar tidak melakukan dosa-dosa besar seperti penyembahan berhala, berzina, menumpahkan darah orang lain, dan perbuatan keji lainnya.

Syekh Ibrahim Al-Baijuri menyebutkan sejumlah dalil naqli yang menjelaskan dalam karyanya keimanan dan kesucian nenek moyang hingga kedua orang tua Nabi Muhammad SAW yang kami kutip sebagai berikut.

إذا علمت أن أهل الفترة ناجون على الراجح علمت أن أبويه صلى الله عليه وسلم ناجيان لكونهما من أهل الفترة بل جميع آبائه صلى الله عليه وسلم وأمهاته ناجون ومحكوم بإيمانهم لم يدخلهم كفر ولا رجس ولا عيب ولا شئ مما كان عليه الجاهلية بأدلة نقلية كقوله تعالى  وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ وقوله صلى الله عليه وسلم لم أزل أنتقل من الأصلاب الطاهرات إلى الأرحام الزكيات وغير ذالك من الأحاديث البالغة مبلغ التواتر

Artinya, “Kalau kau mengerti bahwa ahli fatrah itu selamat dari siksa neraka menurut pendapat rajih (yang kuat), maka tentu kamu mengerti bahwa kedua orang tua Rasulullah SAW selamat dari siksa neraka karena keduanya ahli fatrah. Bahkan semua bapak moyang Rasulullah SAW (hingga ke Nabi Adam AS) selamat dari siksa neraka. Kita memutuskan bahwa mereka adalah orang-orang beriman tanpa tercederai oleh kekufuran, perbuatan keji, perilaku aib, dan perilaku buruk apapun yang lazim di zaman Jahiliyah. Pendapat ini didasarkan pada dalil naqli seperti firman Allah SWT dalam Surat As-Syu‘ara ayat 219 yang berbunyi, ‘Dan ketika engkau bolak-balik dalam orang-orang yang sujud (sembahyang)’; dan sabda Rasulullah SAW ‘Aku senantiasa berpindah-pindah dari tulang-tulang sulbi yang murni ke rahim-rahim yang suci’, dan banyak hadits lain yang statusnya mutawatir,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyah Tuhfatil Murid ala Jauharatit Tauhid, Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabaiyah, tanpa tahun, halaman 19).

Sejumlah dalil naqli itu kemudian dideskripsikan ulang dalam bentuk syair yang indah dalam Al-Barzanji, kitab yang lazim dibaca warga Ahlusunnah wal Jamaah NU yang kami kutip sebagai berikut.

حفظ الإله كرامة لمحمد/آباءه الأمجاد صونا لاسمه
تركوا السفاح فلم يصبهم عاره/من آدم وإلى أبيه وأمه

Artinya, “Tuhan memelihara kemuliaan Nabi Muhammad SAW/bapak moyangnya yang mulia demi menjaga namanya (Nabi Muhammad SAW).
Mereka meninggalkan zina sehingga aib tidak mencoreng muka/sejak Nabi Adam AS hingga bapak dan ibunya,” (Lihat Barzanji Natsar dalam Majmu’atul Mawalid wal Ad’iyah, tanpa tahun, Jakarta, Al-‘Aidrus, halaman 76).

Dari dua dalil naqli yang disebutkan oleh Syekh Al-Baijuri ini, kita dapat menyimpulkan bahwa sejak Nabi Adam AS nenek moyang hingga kedua orang tua Nabi Muhammad SAW adalah orang baik yang saleh dan taat beragama. Di samping itu mereka semua adalah orang-orang yang dipelihara oleh Allah dari perbuatan-perbuatan tercela.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
Wassalamu ’alaikum wr. wb.

IJAZAH PENANGKAL "UDUNEN"


Kali ini saya akan memaparkan secara singkat ijazah dari Romo Yai Muharror Ali, disela-sela ngaji mingguan Tafsir Jalalin beliau menyampaikan bahwa jika ingin terhindar dari penyakit "Udunen" atau ingin lekas sembuh darinya, maka bacalah surat Al-Qolam ayat 16-20. dengan tata cara sebagai berikut :
  • Ayat 15-19 dibaca, kemudian sampai ayat ke 20 ayat ini diulang 7x.
  • Kemudian bacaan tersebut diulang sapai 7x.
  • Al hasil, ayat 15-19 dibaca sebanyak 7x, sedangkan ayat ke 20 sebanyak 49x (7x7).
Setelah itu oleskan benjolan yang sakit dengan air liur bekas bacaan ayat-ayat tadi. insya Allah "Calon Udun" yang baru tumbuh akan segera kempis, atau jika memang "Udun" tersebut sudah besar, maka akan segera pecah dan sembuh.
Hal ini sudah saya praktekkan berkali-kali dan Alhamdulillah setelah mendapatkan ijazah ini saya belum pernah lagi terjangkit penyakit "Udunen". Selamat dan semoga bermanfaat.

Kang Alie 

Selasa, 14 Maret 2017

MUHASABAH GUS MUS

*MUHASSABAH GUS MUS*

Acara Gus Mus semalam (13-3-2017) dihadiri oleh Kapolda Jabar (Anton Charliyan), Aster Pangdam Jabar, Walikota Bandung (Ridwan Kamil), Ketua PWNU Jabar, Mustasyar PWNU Jabar, seluruh PCNU Jabar, unsur2 NU (banser, fatayat, IPNU, muslimat, dll), dan jamaah bandung dan sekitarnya.

Kapolda Jabar waktu kasih sambutan menyampaikan harapannya pada NU yang dalam sejarah selalu menjadi pembela terdepan keutuhan bangsa. Ketua PWNU Jabar juga menyampaikan tentang komitmen NU yang sejak dulu selalu menjadi tameng untuk kepentingan bangsa yang lebih besar, walaupun risikonya sering menjadi bulan-bulanan muslimin yang lain (kalau istilah sekarang siap di-bully ramai2 untuk menyelamatkan bangsa).

Walikota Ridwan Kamil, selain menyampaikan harapan besarnya pada NU, dia juga bilang bahwa dalam darahnya mengalir darah “hubbul wathan” nya NU. Dia mengharapkan NU bisa menjadi yang terdepan dalam menangkal zaman penuh fitnah dan hoax ini. Bisa menampilkan Islam yang ramah, bukan Islam yang marah yang belakangan terlihat dimana2. Islam yang Rahmatan lil ‘alamiin. Bukan Islam yang pandai kutip2 ayat untuk kepentingan kelompoknya (tepuk tangan hadirin bergemuruh).

Beliau menghimbau semua kita mensyukuri nikmat luar biasa yang dimiliki bangsa Indonesia ini, sambil mengutip ayat “Fa bi ayyi aalaaa’i rabbikuma tukadzibaan”. Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang engkau dustakan? Kita bangsa Indonesia ini aman, sejahtera, dll. Coba lihat negara2 timur tengah, lihat Iraq, Afghanistan, Yaman, Suriah, dll. Lalu lihat negara ini yang kita bisa tidur, ibadah, kerja dengan aman dan nyaman. Apakah kita rela untuk merusak nikmat ini?

Selanjutnya pembicara utama Gus Mus mengawali ceramahnya dengan mengatakan bahwa sebagaimana judul acara ini “Muhassabah”, maka saya akan lebih banyak mengkritik NU bukan memuji2nya. Beberapa pesan penting dari Gus Mus antara lain adalah:
(a) Seperti disampaikan pembicara2 sebelumnya, NU selalu bergerak paling depan untuk membela keutuhan bangsa. Saat ini bangsa sedang diancam oleh kelompok2 yang berusaha memecah belah kerukunan bangsa, lalu dimana NU? Sedang tidurkah? Beliau menceritakan bahwa sehabis ini para kyai sepuh akan berkumpul di Rembang untuk membahas masalah mutakhir bangsa ini. Terpaksa kyai sepuh akan turun gunung, karena yang muda2 banyak yang malah tertarik ikutan euphoria. Kenapa? Apa gentar sama takbir2nya? Lalu melanjutkan dengan menjelaskan makna dari takbir dengan memberikan begitu kecilnya kita dibanding seluruh ciptaan Allah yang Maha Luas. Apa yang mau kita sombongkan? Allah yang Maha Besar itu kok diajak ikut kampanye, diajak ikut ke TPS urusan lima tahunan. Apa ndak kebangeten banget itu?!

(b) Beliau cerita pengalamannya bicara berdua dengan Gusdur sambil tiduran di lantai. Beliau bilang ke Gusdur, kalau NU itu dari dulu ndak naik2 pangkatnya, jadi Satpam terus. Kalau ada sesuatu bahaya, maka NU maju ke depan (seperti sewaktu resolusi jihad, sewaktu DI/TII, PKI, dll). Tapi begitu bahayanya hilang, NU kembali duduk di pojokan sambil rokokan. Begitu terus, ini gimana nih gus? Jawaban Gusdur seperti biasa langsung membuat diskusi berhenti. Allah yarham Gusdur menjawab: *“Apa masih kurang mulia kalau kita bisa jadi Satpam nya bangsa ini?”* Dan Gusmus pun terdiam tidak bisa melanjutkan omongannya.

(c) Beliau juga berpesan untuk berhati2 terhadap yang disebutnya Ulama. Ulama memang pewaris para nabi, tapi ulama yang mana? Harus diteliti track record dari yang mengaku Ulama tersebut. Umat ini dibingungkan dengan ulama yang ngeluarkan fatwa sembarangan tanpa ilmu dan tanpa mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat luas. Kalau perbedaan pendapat itu biasa, sejak dulu ada. Beliau cerita kalau dulu para kyai itu kalau berdebat seberapapun tajamnya sebisa mungkin berusaha santri2nya tidak tahu. Sehingga sering kalau saling serang itu dengan menggunakan syair2 berbahasa Arab dengan harapan santri2 masing2 tidak ikutan panas2an. Lha sekarang ini, pimpinannya ribut ngajak2 jamaahnya. Menyedihkan. Lalu saling sebut kubu yang berbeda dengan sebutan munafik, kafir, dll. Sampai2 belakangan ada yang melarang jenazahnya disholatkan. Apa ndak menjijikkan sekali itu? Lha kalau yang sudah meninggal ndak urusan. Itu kan kewajiban yang hidup, yang dosa ya yang hidup bukan yang sudah meninggal. Lalu menceritakan kemarahan besar Nabi saw terhadap salah seorang sahabat yang membunuh seseorang yg mengucapkan La ilaha illa Llah karena mengatakannya Munafik.

(d) Yang dibilang Ulama jaman sekarang ini mau ikut2an berpolitik, padahal sebenarnya tidak ngerti politik. Dan terus bawa2 agama, padahal ya nggak terlalu ngerti agama. Ya apa ndak kacau balau jadinya.

(e) Gusmus berpesan kepada jamaah untuk tidak mengungkapkan sesuatu, menulis sesuatu, atau menshare sesuatu yang dapat dipersepsikan mendukung kelompok2 pemecah belah itu. Kalau tidak mampu berhujjah melawan, lebih baik DIAM. Kalau mau tulis, ungkapkan yang baik2, hal2 yang positif, tulis sendiri saja, tidak cuman share2 tulisan orang lain.

(f) Gusmus menyampaikan bahwa apa yang terjadi sekarang ini adalah hanya pengulangan2 sejarah yang lampau. Sambil mencontohkan kejadian sewaktu zaman khalifah Utsman bin Affan. Dimana fitnah2 bertebaran, informasi2 hoax disampaikan dari mulut ke mulut. Sehingga akhirnya memuncak dengan rakyat yang melakukan pemberontakan (makar) terhadap khalifah Utsman yang akhirnya menyebabkan terbunuhnya beliau. Ingat beliau dulu juga dilarang oleh umat waktu itu untuk dishalatkan di Masjid Nabawi, sehingga akhirnya dishalatkan di rumah beliau sendiri. Karena itu pelajarilah sejarah, karena seringkali sejarah itu berulang.

(g) Gusmus juga berpesan bahwa pada setiap shalawatan, sebaiknya didahului dengan kisah Syama’il ar-Rasul saw, dijelaskan tentang kepribadian beliau SAW. Jadi ummat itu tahu bagaimana akhlaq Nabi saw. Sehingga bisa jadi dasar untuk menilai apakah yang mengaku2 ulama itu memang pantas disebut para pewaris nabi atau tidak. Allah SWT dalam al-Quran dari awal sampai akhir tidak pernah memuji fisik Rasulullah (walaupun fisiknya dan ketampanannya sempurna), tidak pernah memuji ilmu Rasul saw (walaupun ilmunya tak ada yang menandingi), hanya Allah memuji keluhuran Akhlaq beliau SAW (wa innaka la ‘alaa khuluqin adziem). Oleh karena itu jadikan akhlaq sebagai dasar utama penilaian. Karena itulah tujuan diutusnya Nabi kita saw kepada kita semua.

Ziarah Kubur Bid'ah

Suatu ketika seorang Habaib dari Hadramaut ingin menunaikan ibadah haji dan berziaroh ke kakeknya Rasulullah SAW. Beliau berangkat dengan diiringi rombongan yang melepas kepergiannya. Seorang Sulton di Hadramaut, kerabat Habib tersebut, menitipkan Al-Qur’an buatan tangan yang terkenal keindahannya di jazirah arab pada saat itu untuk disampaikan kepada raja Saudi.

Sesampai di Saudi, Habib tersebut disambut hangat karena statusnya sebagai tamu negara. Setelah berhaji, beliau ziarah ke makam Rasulullah. Karena tak kuasa menahan kerinduannya kepada Rasulullah, beliau memeluk turbah Rasulullah. Beberapa pejabat negara yang melihat hal tersebut mengingkari hal tersebut dan berusaha mencegahnya sambil berkata, “Ini bid’ah dan dapat membawa kita kepada syirik.” Dengan penuh adab, Habib tersebut menurut dan tak membantah satu kata pun.

  ;
Beberapa hari kemudian, Habib tersebut diundang ke jamuan makan malam raja Saudi. Pada kesempatan itu beliau menyerahkan titipan hadiah Al Quran dari Sulton Hadramaut. Saking girang dan dipenuhi rasa bangga, Raja Saudi mencium Al Qur’an tersebut!

Berkatalah sang Habib, “Jangan kau cium Qur’an tersebut… Itu dapat membawa kita kepada syirik!” Sang raja menjawab, “Bukanlah Al Qur’an ini yang kucium, akan tetapi aku menciumnya karena ini adalah KALAMULLAH!”

Habib berkata, “Begitu pula aku, ketika aku mencium turbah Rasulullah, sesungguhnya Rasululullah-lah yang kucium! Sebagaimana seorang sahabat (Ukasyah) ketika menciumi punggung Rasulullah, tak lain adalah karena rasa cinta beliau kepada Rasulullah. Apakah itu syirik?!”

Tercengang sang raja tak mampu menjawab.
Kemudian Habib tersebut membaca beberapa bait syair Layla Majnun yang berbunyi,
ﻣﺮﺭﺕ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﻳﺎﺭ ﺩﻳﺎﺭ ﻟﻴﻠﻰ ## ﺃﻗﺒﻞ ﺫﺍﺍﻟﺠﺪﺍﺭ ﻭﺫﺍﺍﻟﺠﺪﺍﺭ
Marortu ‘alad diyaari diyaaro laila # Uqobbilu dzal jidaari wa dzal jidaaro
Aku melewati sebuah rumah, rumah si Layla # dan aku menciumi setiap dinding-dindingnya
ﻓﻤﺎ ﺣﺐ ﺍﻟﺪﻳﺎﺭ ﺷﻐﻔﻦ ﻗﻠﺒﻲ ## ﻭﻟﻜﻦ ﺣﺐ ﻣﻦ ﺳﻜﻦ ﺩﻳﺎﺭﺍ
Fa ma hubbud diyaar, syaghofna qolbi # Wa lakin hubbu man sakana diyaro
Bukankah karena aku mencintai sebuah rumah yg membuat hatiku hanyut dlm cinta # akan tetapi krn cintaku kpd sang penghuni rumah....

Karomah Yai Hamid Pasuruan

Suatu ketika, Kiai Hamid dipanggil oleh Kodim. Di markas tentara itu, Kiai Hamid diperintah untuk menandatangani berkas untuk memberikan dukungannya pada Golkar.
Dipinjamilah bolpoin untuk menandatangani surat tersebut. Namun sayang, saat Kiai Hamid menggoreskannya di surat itu, seketika bolpoinnya tak mengeluarkan tinta.
Begitu terus hingga ganti bolpoin beberapa kali. Tak ada yang mempan. Sampai akhirnya tentara itu jengah dan suruh menggantinya dengan cap jempol.

“Pakai cap jempol saja, Kiai,” ujar salah satu tentara.
Kiai Hamid pun menuruti. Namun keanehan terjadi. Saat jempol waliyullah itu menempelkan jempolnya pada surat dukungan tersebut, yang membekas bukanlah sidik jarinya. Akan tetapi yang membekas justru lambang kakbah di kertas itu. Lambang yang menjadi logo PPP.
Seketika itu, para tentara melepaskan kiai yang kharismatik tersebut.

— —————————
Cerita disampaikan oleh Rois Syuriah Ranting NU Sumberrejo Pak Mustofa, dari gurunya, Kiai Abdullah Syafi’i Pakis Sawi saat menyampaikan di pengajian umum. Kiai Abdullah yang tak lain teman sejawat Kiai Hamid kala nyantri di Mbah Maksum Lasem mendapat kabar saat bertemu di kediaman Kiai Hamid.

Parikan Jowo

10 Filosofi Jawa, yang diajarkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga :

1. Urip Iku Urup
(Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik)

2. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro
(Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
3. Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
(segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan sabar)
4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho
;
(Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan)
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
(Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
6. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, ojo Kagetan, ojo Aleman
(Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
7. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
(Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
8. Ojo Kuminter Mundak Keblinger, ojo Cidra Mundak Cilaka
(Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
9. Ojo Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo
(Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
10. Ojo Adigang, Adigung, Adiguno
(Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti)

Senin, 13 Maret 2017

Birul Walidain

Copas Dari FB Semoga Bermanfaat

Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya._

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.

Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.

Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata: “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah”

Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah.

Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.

_‘Orang tua’ bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat engkau sukses atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya ‘orang tua’ yang mengerti kita dan batinnya akan menderita kalau kita susah. ‘Orang tua’ kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kepada orang tua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita._

*_Mari kita merenungkan, apa yang telah kita berikan untuk orang tua kita, nilai berapapun itu pasti dan pasti tidak akan sebanding dengan pengorbanan ayah ibu kita._*

Pengusaha baja/Pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan.
Ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, jawabnya singkat:
“Jadikan orang tuamu Raja, maka rezeki mu seperti Raja”.

Pengusaha yang kini tinggal di Cikarang ini pun bercerita bahwa orang hebat dan sukses yang ia kenal semuanya memperlakukan orang tuanya seperti Raja.

_Mereka menghormati, memuliakan, melayani dan memprioritaskan orang tuanya._
_Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, *“Jangan perlakukan Orang tua seperti Pembantu"._*

Atau orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja.

Bila ini yang terjadi maka rezeki orang itu adalah rezeki pembantu, karena ia memperlakukan orang tuanya seperti pembantu.

Walau suami/istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap bulannya.

_Menurut sebuah lembaga survey yang mengambil sampel pada 700 keluarga di Jepang, anak-anak yang sukses adalah: mereka yang memperlakukan dan melayani orang tuanya seperti seorang Kaisar._

_Dan anak-anak yang sengsara hidupnya adalah mereka yang sibuk dengan urusan dirinya sendiri dan kurang perduli pada orang tuanya._

Mari terus berusaha keras agar kita bisa memperlakukan orang tua seperti raja. Buktikan dan jangan hanya ada di angan-angan.

_Beruntunglah bagi yang masih memiliki orang tua, masih BELUM TERLAMBAT untuk berbakti._

_UANG bisa dicari, ilmu bisa di gali, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua kita takkan terulang kembali._

Berbahagialah yg masih memiliki org tua ...

Nadzom Untuk Terhindar Dari sakit Mata


Bait Syair Penolak Sakit Mata

Seperti biasa, hari Ahad pagi semua santri Khozinatul 'Ulum Blora mengaji kitab Tafsir Jalalin bersama Bapak Pengasuh, KH. Muharror Ali.  Waktu itu, beliau membaca sampai pada surat yusuf yang mengisahkan bahwa Nabi Ayyub, Bapak dari Nabi Yusuf yang ketika itu kedua matanya tidak bisa melihat (buta) dikarenakan larut dalam kesedihan yang mendalam karena ditinggal oleh putranya Yusuf.  di sela-sela cerita ini, beliau yang akrab dikenal Yai Murarror memaparkan kepada santri-santrinya bahwa barang siapa yang hafal dua bait ini, maka akan terhindar dari segala macam penyakit mata. Kemudian beliau membacakan berulang-ulang 2 bait ini dan diikuti semua santri :

يَا نَاظِرَيَّ بِيَعْقُوْبَ اُعِيْذُ هُمَا # بِمَا اسْتَعَاذَ بِهِ اِذْ مَسَّهُ الْكَمَدُ
قَمِيْصُ يُوْسُفَ اِذْ جَاءَ الْبَشِيْرُ بِهِ # بِحَقِّ يَعْقُوْبَ اِذْهَبْ اَيُّهَا الرَّمَدُ


Minggu, 12 Maret 2017

Sholat li Unsil Qobri

Sholat li Unsil Qobri
Siang tadi aku di telfon salah satu anggota pengurus majlis taklim Al-Karomah. Beliau memberi kabar bahwa ada  salah satu ibuk-ibuk yang meninggal dunia. Semoga saja beliau yang telah di panggil yang maha kuasa termasuk yang husnul khotimah, di ampuni semua dosanya dan di terima semua amal baiknya serta mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya. Sebagai anggota, saya hanya dapat ikut bela sungkawa dan tak lupa ikut serta mendoakannya. 

Sepontas teringat dengan amalan yang di berikan guru saya. Beliau menganjurkan jika ada sanak kerabat yang meninggal dunia hendaknya melakukan sholat dua rokaat di malam pertama ia di kebumikan. Sholat ini yang terkenal dengan sholat li unsil qobri. S3bagaimana hadist yang saya kutip dibawah ini :

روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى, فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.

Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur 1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107].

Untuk kesekian kalinya saya mengamalkan sholat ini, walaupun tidak sering. Semoga dapat menjadi barokah bagi saya hususnya dan manfaat bagi semua, terhusus bagi mereka yang sudah dipanggil sang kuasa. Amiin
Kang alie

Sabtu, 11 Maret 2017

Pengaduan Santri Kepada Sang Kyai




“KAGUMKU PADA SANTRIMU-KYAI-KU”
Yai,terus terang saya sangat kagum dengan para santri yai sekarang ini. Santri panjenengan  sekarang sudah sangat beda dengan santri jaman  dahulu.  Peradaban mereka sekarang  sudah semakin  maju, pola pikir mereka juga sudah semakin berpacu. Jika boleh tahu, suplemen tambahan apa yang panjenangan berikan pada makanan mereka yai? ataukah ada semacam metode “Nyantri kontemporer” yang baru panjenengan terapkan? Atau jangan-jangan ada “Doa dan Wirid” yang beda untuk santri-santri panjenengan yang sekarang ini? Sehingga,  jika dipaksa jujur, rasa-rasanya saya kok merasa amat sangat terpukau dengan para santri yai yang sekarang ini.
Bagaimana tidak yai,  Kini mereka sudah tak bisa dikata bodoh lagi. Santri panjenengan yang dulu-dulu tak punya waktu selain bergelut dengan ilmu, karena mereka memang merasa kurang tahu dan atau untuk sekedar memperdalam sesuatu yang ia baru tahu, sehingga terkesan bodoh nan dungu. Santri sekarang kok kiranya kurang sebegitu mau tahu dengan semua itu Yai,.... mereka lebih seru dengan bermain yang kurang bermutu, canda tawa atau sekedar bergurau. Husnudzon saya, jangan-jangan  mereka sudah mencapai maqom yang orang sebagai sosok PINTAR, sehingga tak perlu lagi apa itu yang namanya belajar...nopo leres ngoten nggeh yai?
Yai, Santri panjenengan juga sudah lebih berpengalaman di lapangan. Saya yakin, pelajaran mereka belum sampai “Babul Qordli” (bab hutang piutang)...tapi tahukah anda Yai...mereka dalam prakteknya lebih afqoh dan lebih handal. Buktinya banyak warung yang saya jumpai, tak sedikit nama-nama mereka yang tercantum dalam “Buku Besar” pemilik warung...lengkap dengan nominal rupiah yang mungkin akan membuat wali santri menjadi resah. Subhaanalloh banget kan yai? Mereka dapat melampaui kemampuan standar dari santri dulu. Apa ini yang dimaksud ilmu laduni ya yai?
Yai, panjenengan juga patut banyak bersyukur karena punya santri-santri yang saya rasa “selangkah lebih maju”. Walau secara penampilan ada yang terkesan belum cukup umur, tapi ternyata mereka sudah tak ada yang kecil lagi yai, tak ada lagi yang cengeng, tak ada lagi yang manja, semua sudah berjiwa dewasa. Buktinya, mereka semua sudah kenal apa itu cinta, bahkan apa itu asmara mereka sudah hafal dan faham diluar kepala. Muhafadzoh mereka bukan lagi tentang “Al Kalamu Huwallafdhu” melainkan sudah bergeser pada “Fashlun Fi Bayani I Love You & I Miss You”. Memang benar-benar hebat kan santri panjenengan yai? Tambah salut rasanya saya pada mereka. Jadi, kelak panjenengan ndak usah repot-repot memaknai gandul “Ana Uhibbiki atau Qolby Syauqun Laki” karena insya allah mereka sudah laduni dengan hal ini, kirang langkung ngoten yai.
Yai, ternyata santri-santri panjenengan juga sangat ahli dalam  “Rukyah dan Hisab”,  Hanya saja mungkin sedikit beda perspektif dalam dua hal tadi. Kaitannya dengan Rukyah... mungkin mereka terobsesi dengan hadis nabi “Innallaaha Jamiil Yuhibbul Jamal” (sesungguhnya Allah Dzat yang indah, dan suka dengan yang indah-indah). Sehingga jika ada wanita cantik sedang lewat...dengan khusyu’ tanpa berkedip mereka memandanginya, seraya berkata “Ma Syaa Allah La Quwwata Illa Billaah”. Suhaanalloh bangetkan yai santri panjenengan? Mubadzir kiranya  jika ada pemandangan indah terlewatkan begitu saja, toh mungkin juga seagai bukti mereka untuk bersyukur dengan karunia mata yang begitu dahsyatnya...”Fabiayyi Alaaairobbikuma Tukadzzibaan”... begitu kiranya yai…
Sedangkan dalam hal Hisab, saya yakin mereka lebih Alim soal ini. Walaupun MUI sudah memfatwakan rokok haram, tapi mereka amat sanagt tahu kalau fatwa ini bukan bersifat mengikat. Jadi, asalkan rokok masih terasa nikmat, ya sikat. Masalah fatwa mah, bodoh amat egitu penafsiran priadi saya kira-kira yai.kalau oleh menamahkan yai,  Rasanya ada nilai plus dalam urusan “Hisab” di pesantren panjenengan ini yai.... banyak para santri usia 11+  yang terkesan sudah mahir dalam bidang ini, tentu ini menjadi prestasi yang patut di acungi jempol kan yai?. Mereka sudah terlihat “Malakah” dalam urusan hisab ini yai. Ini terlihat dari cara mereka memegang , gaya nyedot mereka, serta trik-trik dan gaya menyemprotkan asapnya, begitu lihai dan sempurna. Atau jangan-jangan  mereka sudah pernah ikut pelatihan” Tafaqquh Bilhisaab”  bersama komunitas "Warka’u Maarrookiin" yai? perlu di apresiasi rasa-rasanya yai.
Bahkan beberapa senior dari “Fashoihurrokiin” sempat membuat syair tentang rokok. Kalaupun tidak salah tebak kemungkinan menggunakan Bahar Rojaz yai, begini syairnya :
بِجَارُوْمٍ اَوْ سُكُوْنٍ اَوْ سُوْرِيَا
يَنْبَغِي بَعْدَ اَكْلٍ اَنْ تُرَقَّعَ
Dengan rokok jarum atau suskun atau surya
Setelahmakan seaiknya engkau merokok
فَتَخْتَلِطْ بِاَثَارِ الْقَهْوَةِ
وَاِنْ تُرِيدْ زِيَادَةَ اللَّذّاَتِ
Maka lilitkan padanya dengan “lethek” kopi
Jika engkau ingin bertamah nikmat lagi

Yai, Hal lain yang membanggakan bagi saya,yakni santri panjenengan sekarang juga sudah tak lagi terkesan kumuh, kotor dan kampungan seperti dulu yai. Jika dulu, mereka memakai songkok dengan gaya sedikit miring, toh karena terlalu lama dipakai sampai berwarna kuning, serta sarung yang ngepir dan rambut kurang rapi karena jarang disisir. Tapi kini rasanya itu semua sudah tak ada lagi yai, Pakaian mereka sekarang serba mewah,  malahan ada sebagian santri panjenengan ketika keluar pakaiannya atas bawah harus serasi supaya terlihat rapi yai, juga tak lupa semprotkan minyak wangi supaya lebih percaya diri, kemajuan banget kan yai? Santri dulu banyak yang malas mencuci sendiri,sekarang  masalah itu tak ada lagi yai, karena sudah pada pindah kiblat ke laundry.
Yang lebih mencengangkan lagi yai, mereka  berlumba-lumba mengenakan pakaian yang mahalnya tak karu-karuan hanya menuruti trend gengsi yang berlebihan....walau terkadang uang syahriyah dan kos makan sekali kali menjadi korban. Kreatif banget kan yai? mungkin karena mengamalkan jargon “Fastabiqul Khoiroot” (berlumba lumba dalam kebaikan), karena “Katanya” yang lebih mahal lebih baik...begitu kira-kira yai.
Selain itu semua, masih banyak hal-hal yang saya kagumi pada santri-santri yai, semisal mereka juga lebih tawadu', sehingga ketika mereka sekolah dan mendapat nilai jelek, mereka Cuwek dan tidak ada greget untuk menjadi lebih baik dengan membenahi nilai.... hemat saya... mungkin karena mereka memang ikhlas...dan hawatir jika mendapat nilai baik terus akhirnya takabur. Mereka juga lebih santun, sehingga tak tega jika harus mendahului teman-temannya ketika berangkat sekolah maupun jamaah, sehingga memilih untuk berangkat telat. Ketika ro’an bersih bersiah atau piket kebersiahn, mereka mengalah, karena takut jika terkesan merebut pekerjaan teman mereka. Terahir, mereka juga tidak lagi gaptek, buktinya  mutola’ah mereka sudah jarang memahas masail diniyah, melainkan lebih sibuk dengan mutolaah faceook, twitter, whatsapp, youtube dan instagram serta part. Memang santri panjenengan subhanallah yai,,,sekali lagi….masya allah….

elmaelbougry