Selasa, 14 Maret 2017

Karomah Yai Hamid Pasuruan

Suatu ketika, Kiai Hamid dipanggil oleh Kodim. Di markas tentara itu, Kiai Hamid diperintah untuk menandatangani berkas untuk memberikan dukungannya pada Golkar.
Dipinjamilah bolpoin untuk menandatangani surat tersebut. Namun sayang, saat Kiai Hamid menggoreskannya di surat itu, seketika bolpoinnya tak mengeluarkan tinta.
Begitu terus hingga ganti bolpoin beberapa kali. Tak ada yang mempan. Sampai akhirnya tentara itu jengah dan suruh menggantinya dengan cap jempol.

“Pakai cap jempol saja, Kiai,” ujar salah satu tentara.
Kiai Hamid pun menuruti. Namun keanehan terjadi. Saat jempol waliyullah itu menempelkan jempolnya pada surat dukungan tersebut, yang membekas bukanlah sidik jarinya. Akan tetapi yang membekas justru lambang kakbah di kertas itu. Lambang yang menjadi logo PPP.
Seketika itu, para tentara melepaskan kiai yang kharismatik tersebut.

— —————————
Cerita disampaikan oleh Rois Syuriah Ranting NU Sumberrejo Pak Mustofa, dari gurunya, Kiai Abdullah Syafi’i Pakis Sawi saat menyampaikan di pengajian umum. Kiai Abdullah yang tak lain teman sejawat Kiai Hamid kala nyantri di Mbah Maksum Lasem mendapat kabar saat bertemu di kediaman Kiai Hamid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar