Selasa, 30 Oktober 2018

Umar bin khottob dan sekarung Gandum

Dream - Alkisah, tanah Arab tengah dilanda paceklik. Musim kemarau berjalan cukup panjang, membuat tanah-tanah di sana tandus.

Khalifah Umar bin Khattab kala itu tengah memimpin umat Islam menjalani tahun yang disebut Tahun Abu. Suatu malam, Khalifah Umar mengajak seorang sahabat bernama Aslam untuk mengunjungi kampung terpencil di sekitar Madinah.

Langkah Khalifah Umar terhenti di dekat sebuah tenda lusuh. Suara tangis seorang gadis kecil mengusik perhatiannya. Khalifah Umar lantas mengajak Aslam mendekati tenda itu dan memastikan apakah penghuninya butuh bantuan.

Setelah mendekat, Khalifah Umar mendapati seorang wanita dewasa tengah duduk di depan perapian. Wanita itu terlihat mengaduk-aduk bejana.

Setelah mengucapkan salam, Khalifah Umar meminta izin untuk mendekat. Usai diperbolehkan oleh wanita itu, Khalifah Umar duduk mendekat dan mulai bertanya tentang apa yang terjadi.

"Siapa yang menangis di dalam itu?" tanya Khalifah Umar.

"Anakku," jawab wanita itu dengan agak ketus.

"Kenapa anak-anakmu menangis? Apakah dia sakit?" tanya Khalifah selanjutnya.

"Tidak, mereka lapar," balas wanita itu.

Jawaban itu membuat Khalifah Umar dan Aslam tertegun. Keduanya masih terduduk di tempat semula cukup lama, sementara gadis di dalam tenda masih saja menangis dan ibunya terus saja mengaduk bejana.

Perbuatan wanita itu membuat Khalifah Umar penasaran. "Apa yang kau masak, hai ibu? Mengapa tidak juga matang masakanmu itu?" tanya Khalifah.

"Kau lihatlah sendiri!" jawab wanita itu.

Khalifah Umar dan Aslam segera melihat isi bejana tersebut. Seketika mereka kaget melihat isi bejana itu.

"Apakah kau memasak batu?" tanya Khalifah Umar dengan tercengang.

"Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Dia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi atau belum," kata wanita itu.

"Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rezeki. Namun ternyata tidak. Sesudah maghrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku dengan harapan dia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar dia bangun dan menangis minta makan," ucap wanita itu.

"Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Dia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya," lanjut wanita itu.

Wanita itu tidak tahu yang ada di hadapannya adalah Khalifah Umar bin Khattab. Aslam sempat hendak menegur wanita itu. Tetapi, Khalifah Umar mencegahnya. Khalifah lantas menitikkan air mata dan segera bangkit dari tempat duduknya.

Segeralah diajaknya Aslam pergi cepat-cepat kembali ke Madinah. Sesampai di Madinah, Khalifah langsung pergi ke Baitul Mal dan mengambil sekarung gandum.

Tanpa mempedulikan rasa lelah, Khalifah Umar mengangkat sendiri karung gandum tersebut di punggungnya. Aslam segera mencegah.

"Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku yang memikul karung itu," kata Aslam.

Kalimat Aslam tidak mampu membuat Umar tenang. Wajahnya merah padam mendengar perkataan Aslam.

"Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Kau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?" kata Umar dengan nada tinggi.

Aslam tertunduk mendengar perkataan Khalifah Umar. Sembari terseok-seok, Khalifah Umar mengangkat karung itu dan diantarkan ke tenda tempat tinggal wanita itu.

Sesampai di sana, Khalifah Umar menyuruh Aslam membantunya menyiapkan makanan. Khalifah sendiri memasak makanan yang akan disantap oleh wanita itu dan anak-anaknya.

Khalifah Umar segera mengajak keluarga miskin tersebut makan setelah masakannya matang. Melihat mereka bisa makan, hati Khalifah Umar terasa tenang.

Makanan habis dan Khalifah Umar berpamitan. Dia juga meminta wanita tersebut menemui Khalifah keesokan harinya.

"Berkatalah yang baik-baik. Besok temuilah Amirul Mukminin dan kau bisa temui aku juga di sana. Insya Allah dia akan mencukupimu," kata Khalifah Umar.

Keesokan harinya, wanita itu pergi menemui Amirul Mukminin. Betapa kagetnya si wanita itu melihat sosok Amirul Mukminin, yang tidak lain adalah orang yang telah memasakkan makanan untuk dia dan anaknya.

"Aku mohon maaf. Aku telah menyumpahi dengan kata-kata dzalim kepada engkau. Aku siap dihukum," kata wanita itu.

"Ibu tidak bersalah, akulah yang bersalah. Aku berdosa membiarkan seorang ibu dan anak kelaparan di wilayah kekuasaanku. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan ini di hadapan Allah? Maafkan aku, ibu," kata Khalifah Umar

Rabu, 17 Oktober 2018

Sabar Dan Syukur


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hadirin Hadirot  Rahimakumullah.
Hidup di dunia, tentunya tidak lepas dari cobaan-cobaan yang harus dihadapi dan tentunya patut kita disyukuri. Karena cobaan tersebutlah yang dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk meningkatkan kualitas kita di sisi Allah SWT. karena kadang, Allah menguji hamba-Nya yang beriman untuk mengetahui kadar iman sesungguhnya dan tentunya ada hikmah di balik itu semua.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهٖ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Dari Abi Hurairah RA. Berkata, Rasulullah SAW. bersabda: ‘Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Dia (Allah) menimpakan bencana kepadanya’”. (HR. Bukhari)

Hadirin Hadirot Rahimakumullah.
Seorang mu’min, harus mampu menghadapi ujian dari Allah SWT. keberhasilan dalam menghadapinya adalah tangga untuk menuju derajat yang lebih tinggi sekaligus menunjukkan jati diri keimanannya. Rasulullah SAW. sangat menyukai ummatnya yang bisa menempatkan diri terhadap sabar dan syukur pada tepatnya. Dalam sebuah hadits dikatakan:
عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهٗ كُلَّهٗ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّآءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهٗ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّآءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرً لَهٗ

“Dari Shuhaib berkata, bersabda Rasulullah SAW.: ‘Luar biasa urusan orang mukmin, sesungguhnya semua urusannya itu baik, dan itu semua tidak dimiliki kecuali orang mukmin. Jika ia mendapat kebahagiaan ia bersyukur dan itu sangat baik baginya, jika ia mendapat cobaan, ia bersabar, dan itu sangat baik (pula) baginya’”. (HR. Muslim)
Dalam sebuah ayat, Allah SWT. berfirman:
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Dan sungguh, kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. An-nahl/16: 96).

Begitu halnya dengan syukur terhadap setiap anugerah yang Allah limpahkan kepada kita. Gunakan nikmat yang Allah berikan dengan semaksimal mungkin untuk beribadah kepada-Nya, bukan malah menjadi penghalang antara kita dan Allah dan juga menjadi peluang bermaksiat kepada-Nya. Allah SWT. berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآٰمَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (QS. An-Nisa’/4: 147)
Selain syukur, hidup seorang mukmin juga harus dihiasi dengan sabar ketika tertimpa musibah maupun sabar terhadap hal-hal yang dilarang Allah SWT. Umar RA. Berkata:
اَلصَّبْرُ صَبْرَانِ، صَبْرٌ عِنْدَ الْمُصِيْبَةِ وَصَبْرٌ عِنْدَ مَحَارِمِ اللهِ

“Sabar itu ada dua, sabar ketika mendapat musibah dan sabar terhadap hal-hal yang diharamkan Allah”
Kesabaran dari seorang mukmin adalah menjadi pelebur dosa-dosanya di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Aisyah RA dalam sebuah hadits:
مَا مِنْ مُصِيْبَةٍ تُصِيْبُ الْمُسْلِمَ اِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا (رواه البخاري)

“Tidaklah ada musibah yang menimpa seorang muslim melainkan Allah menghapus dosanya dengan musibah itu, termasuk duri yang menusuknya”. (HR. Bukhari)

Hadirin Hadirot Rahimakumullah.
Seorang mukminseharusnya sadar betul bahwa ujian senantiasa akan menimpanya, baik berupa musibah maupun nikmat. Allah SWT. akan menguji seseorang sesuai kadar imannya, bila ia ridlo (sabar atas ujian tersebut), maka keridloan Allah akan meliputinya, sebaliknya jika murka, maka kemurkaan Allah jugalah yang akan meliputinya. Diriwayatkan dari Anas RA. Bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ (رواه الترمذي)

“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya ketika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguinya, barang siapa ridlo maka ia mendapat keridloan, dan barang siapa murka, maka ia mendapat kemurkaan”. (HR. At-Tirmidzi)

Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.

Kamis, 11 Oktober 2018

Materi

Jadi, Apa Jurnalistik Itu?
Jurnalistik adalah ruang lingkup seluruh proses dari penentuan tema, pengumpulan, pengolahan dan pengemasan informasi hingga penyebarluasannya pada masyarakat. Jadi, secara sederhana, jurnalistik meliputi berita, media massa dan wartawan. Biar lebih jelas, mari kita uraikan satu per satu.

Berita, merupakan hasil kerja jurnalistik. Untuk membuat berita kita harus lebih dulu mengumpulkan data yang sesuai dengan yang akan kita tulis.

Proses mengumpulkan data ini biasa disebut reportase. Setelah data terkumpul, kemudian kita menuliskannya. Data yang sudah kita tuliskan tersebut baru bisa disebut berita jika disebarluaskan pada masyarakat.

Alat yang digunakan untuk menyebarluaskan pada masyarakat tersebut adalah media massa. Bentuknya bisa buletin, koran, tabloid, majalah, radio atau televisi. Dan wartawan adalah pelaku yang terlibat dalam mengerjakan seluruh proses jurnalistik tersebut. Wartawan punya beberapa tingkatan.

Reporter, adalah wartawan yang bertugas mengumpulkan data lalu menuliskannya.

Isi bulletin

#Laporan utama berita
What (Apa) 

Apa yang sedang diberitakan ?

Who (Siapa)

Siapa saja yang sedang diberitakan ?

Where (Dimana)  

Dimana peristiwa itu terjadi ?

When (Kapan)

Kapan peristiwa itu terjadi ?

Why (Mengapa)

Mengapa peristiwa itu bisa terjadi ?

How (Bagaimana)

Bagaimana peristiwa itu terjadi ?

Ciri2 atau sifat berita yang baik

Faktual

Faktual berarti informas yang disampaikan dalam berita harus benar-benar nyata dan dapat dibuktikan kebenaranya. Berita yang disampaikan tidak boleh bersifat membohongi dan memprofokasi masyarakat


Aktual 

Informasi yang disampaikan dalam berita harus bersifat aktual, berarti peristiwa yiang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam masyarakat. Tidak boleh memberikan berita yang telah basi, artinya berita yang disampaikan telah lama sekali beredar di masyarakat.


Seimbang

Berita yang disajikan harus seimbang, artinya tidak memihak salah satu pihak. Jika dalam berita tersebut memihak salah satu pihak maka akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat serta berpotensi menimbulkan perpecahan. Hal yang harus dihindari dalam menyajikan adalah keberpihakan. Hal ini menjadi penting karena dapat menimbulkan dampak yang tidak baik.


Peristiwa penting

Berita harus berisi berita penting yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berita yang penting memberikan informasi secara jelas dan tegas sehingga mudah di mengerti oleh masyarakat. Berita memberikan informasi yang dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat. Redaksi tidak boleh menyampaikan berita yang tidak penting alias berita yang receh.


Lengkap

Berita yang baik harus mengandung unsur 5W+1H. Unsur tersebut adalah hal yang wajib ada supaya berita yang disajikan kepada masyarakat tidak ada kerancuan yang dapat menimbulkan ketidak percayaan masyarakat terhadap berita yang disajikan. Suatu peristiwa yang terjadi ketika hendak diberitakan kepada masyarakat luas hendaknya terlebih dahulu dievaluasi kelengkpan beritanya. Suatu redaksi tidak boleh memberikan informasi secara sepotong-sepotong atau setengah-setengah.


Menarik 

Berita harus bersifat menarik. Bahasa yang digunakan dalam berita adalah bahasa formal yang mudah dipahami artinya sehingga masyarakat tidak menimbulkan kesan monoton. Berita yang baik mempunyai judul berita yang dapat menarik perhatian masyarakat. Hal ini sangat penting karena berita yang bersifat menginforrmasikan harus diterima masyarakat supaya tidak ketinggalan informasi yang sedang marak dibicarakan.


Sabtu, 06 Oktober 2018

Ijazah Yai Sya'roni Kudus

IJAZAH DARI KH. SYA'RONI AHMADI KUDUS (Hafizhohullah)

1. Doa ketenangan hati
Dibaca 10 kali sesudah sholat fardhu

اللهم نور قلبي بنور هدايتك كما نورت الأرض بنور شمسك أبدا أبدا

Allahumma nawwir qolbii binuuri hidaayatika kamaa nawwarta al-ardho binuuri syamsika abadan abadaa.

2. Doa agar diberi rizki yang luas
Dibaca pagi 9 kali dan sore 9 kali

الله لطيف بعباده يرزق من يشاء وهو القوي العزيز

Allahu lathiifun bi 'Ibaadihii yarzuqu man yasyaa-u wa huwa al-qowiyyu al-aziiz

3. Doa kerukunan keluarga
Dibaca 10 kali pagi dan sore

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

Robbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a'yunin waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa

4. Doa dibaca waktu ada kesulitan

يا لطيف 129x

Yaa Lathiif (129 kali).

5. Doa dibaca untuk menghasilkan hajat
Dibaca 99 kali

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه صلاة تعدل صلوات المصلين عليه

Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii sholaatan ta'dilu sholawaatil musholliina 'alaih.

Silahkan diamalkan dengan menulis pada kolom komentar lafadz "qobiltu" semoga barokah.

Sumber: Nanal Ainal Fauz