Syawwal dan amalannya
Syawwal berarti meningkat,bertambah atau naik.
Pada bukan syawwal ini, maka diharapkan semua aspek kehidupan manusian dapat meningkat, terlebih dalam aspek ibadah kepada tuhannya baik secara kuantitas maupun kualitas.
Secara kuantitas, maka sudah sepantasnya manusia berlumba lumba dalam bulan ini untuk meningkatkan farian ibadah mereka, jika sebelumnya belum pernah sama sekali sholat duha, tahajjud, atau amalan lainnya maka hendaklah mengawalinya sesegera mungkin. Atau jika memang sudah melaksanakannya, maka hendaklah menambahkan jumlah rakaatnya, agar secara kuantitas melakukan peningkatan.
Secara kualitas, manusia juga dituntut untuk bersungguh sungguh memperhatikan segala aspek ibadahnya, mulai dari syarat rukunnya, pelaksanaannya, motif yang melatarbelakanginya, hingga hal hal yang dapat merusak pahala kesemuanya. Bahkan dalam tingkat yang paling tinggi, keikhlasannya juga harus di perhatikan.
Karena segala sesuatu ada ilmunya, maka sudah barang tentu ilmu itu menjadi wasilah untuk proses penyempurnaan amaliyah manusia, karena ada maqolah yang mengatakan : وكل من بغير علم يعمل # اعماله مردودة لا تقبل، toh jika amalan itu hukumnya wajib, maka menuntut ilmu amalan tadi hukumnya wajib pula, كلما يتوصل الى واجب فهو واجب atau ما لا يتم الواجب الا به فهو واجب......
Ada benerapa poin yang harus diperhatikan dalam bulan syawwal ini :
Pertama
Mempertahankan semangat ramadhan, jangan sampai semangat hanya pada bulan ramadhan, baik berjamaah, baca quran, sedekah, dan amal ibadah yang lainnya, kita bawa semangat ramadhan kedalam bulan2 berikutnya.
Kenapa bulan ramadhan enteng untuk ibadah? Karena nafau kita dibakar dengan ibadah2 yang ada didalamnya, puasa, tarawih, dan lain sebagainya. Dan karena ada yang dinanti nantikan, yaitu idul fithri.
Hamka pernah berkata : jika ingin melihat orang islam, lihatlah ketika sholat ied, jika ingin melihat orang beriman, maka lihatlah ketika sholat shubuh.
Kedua
Jika dalam bulan ramadhan dosa kita sudah di bakar oleh Allah, maka itu bukan bererti kita sudah tidak mempunyai dosa, karena yang Allah ampuni hanya sebatas dosa hambanya terhadap rabnya, bukan terhadap sesama manusia, maka kita masih mempunyai pr untuk meminta maaf kepada sesama manusia, terlebih kepada semua pihak yang mempunyai hak kewajiban atas kita. Hutang piutang, korban fitnah, ngrasani atau menggunjing, dan lain sebagainya.
Ketiga
Membuka lembaran baru untuk menjadi insan yang lebih baik dengan lebih menekankan intropeksi diri، حاسبوا انفسكم قبل ان تحاسبوا, dan mengaca dari pengalaman sebelumnya, السعيد من اتعظ بما في امسه.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar