Sabtu, 29 April 2017

NU DULU NU SEKARANG

#CERPEN

"Aku malu jadi warga NU sekarang".

"Kenapa memangnya?"

"NU sekarang tidak kayak NU zaman Mbah Hasyim dulu, sekarang NU disusupi Syiah, liberal, komunis bahkan sangat dekat dengan non muslim. Kalau Zamannya Mbah Hasyim kan masih murni, lurus, tidak disusupi macam-macam".

"Emang kamu pernah hidup dan merasakan NU di masa Mbah Hasyim?"

"Nggak juga sih".

"Makanya jangan sok tahu dan termakan fitnah dan isu tidak benar".

"Kamu tahu kan Jepang itu penjajah yang menyembah matahari?"

"Kalau itu tahu lah, kan banyak di tulis di buku sejarah".

"Kamu tahu nggak, NU nya Mbah Hasyim itu malah menginstruksikan santri-santri untuk latihan militer dengan Jepang. Bahkan Mbah Hasyim jadi Ketua Shumubu atau menteri agamanya Jepang. Padahal kan Jepang kafir, penjajah lagi. Dan ternyata NU nya Mbah Hasyim bisa kok bersikap kooperatif dengan Jepang".

"Masa Sih?"

"Iya, Dan kamu tahu nggak kalau Mbah Wahab Hasbullah itu pernah dicap Kiai Komunis loh karena bersikap kooperatif dengan Bung Karno dalam Nasakom nya (berbeda dengan Masyumi yang memilih keluar)".

"Masa sih?"

"Iya, itulah siyasah, strategi dakwah, lihatlah dampaknya, dengan kooperatif kepada Jepang akhirnya bangsa Indonesia dapat bertempur dengan baik dan akhirnya merdeka. Dengan kooperatif kepada Bung Karno yang dekat komunis akhirnya umat Islam terselamatkan dari bahaya komunis bahkan atas saran NU, akhirnya Bung Karno tidak jadi Membubarkan HMI".

"Gitu ya?"

"Jadi NU Mbah Hasyim dan NU sekarang itu tetap sama, membela Islam dan Indonesia, bukan salah satunya, Islam saja atau Indonesia saja, Karena kalau membela salah satunya akan bisa memunculkan perang antar anak bangsa yang akhirnya ibadah jadi tidak nyaman dan selalui dihantui ketakutan".

"Oo gitu ya? Kalau begitu aku tidak malu lagi jadi NU, aku akan Bangga jadi NU".

"Makanya jangan percaya isu, fitnah atau hoax yang menjelekkan NU, belum apa-apa sudah nuduh macem-macem pada NU. Itu hanya strategi untuk memecah belah NU dan melemahkan nama NU itu sendiri. Dan jika ada orang seperti itu, perlu diselidiki, pasti dia ikut organisasi selain yang bertentangan dengan NU.".

(Oleh: Syarifuddin)

Silahkan sebarkan....

Jumat, 28 April 2017

TAHLILAH MAKKAH

Ini Bukti Kalau Tahlilan Pernah Populer Di Mekkah dan Madinah Sebelum Datang Wahabi
APR 28
Posted by serambimata

Serambimata.com – ​Mempersoalkan Tahlilan sebagai amalan bit’ah dan sia-sia terus mengemuka. Perdebatan so’al kegiatan yang biasa dilakukan selama 7 hari sejak kematian seseorang tak kunjung berhenti seiring dengan semarak kegiatan tersebut yang digelar oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia.

Untuk menjawab polemik tak berkesudahan tersebut, maka dilakukanlah upaya membongkar literatur yang dapat mengungkap tentang sejarah tahlilan. Hingga akhirnya terungkap fakta yang mencengangkan ternyata tahlilan pernah dilakukan Sahabat Nabi dan Salafus Shaleh. Sebuah kesaksian diungkap oleh seorang Ulama besar Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi asy-Syafi’i rahimahullah. Salah satu pengarang kitab tafsir Jalalain itu di dalam al-Hawi lil-Fatawi menceritakan bahwa kegiatan ‘tahlilan’ berupa memberikan makan selama 7 hari setelah kematian merupakan amalan yang tidak pernah ditinggalkan oleh umat Islam di Makkah maupun Madinah. Hal itu berlangsung hingga masa beliau :
أن سنة الإطعام سبعة أيام، بلغني أنها مستمرة إلى الآن بمكة والمدينة، فالظاهر أنها لم تترك من عهد الصحابة إلى الآن، وأنهم أخذوها خلفا عن سلف إلى الصدر الأول

“Sesungguhnya sunnah memberikan makan selama 7 hari, telah sampai kepadaku bahwa sesungguhnya amalan ini berkelanjutan dilakukan sampai sekarang (yakni masa al-Hafidz sendiri) di Makkah dan Madinah. Maka secara dhahir, amalan ini tidak pernah di tinggalkan sejak masa para shahabat Nabi hingga masa kini (masa al-Hafidz as-Suyuthi), dan sesungguhnya generasi yang datang kemudian telah mengambil amalan ini dari pada salafush shaleh hingga generasi awal Islam. Dan didalam kitab-kitab tarikh ketika menuturkan tentang para Imam, mereka mengatakan “manusia (umat Islam) menegakkan amalan diatas kuburnya selama 7 hari dengan membaca al-Qur’an’. [1]
Hal ini kembali di kisahkan oleh al-‘Allamah al-Jalil asy-Syaikh al-Fadlil Muhammad Nur al-Buqis didalam kitab beliau yang khusus membahas kegiatan tahlilan (kenduri arwah) yakni “Kasyful Astaar” dengan menaqal perkataan Imam As-Suyuthi :

أن سنة الإطعام سبعة أيام بلغني و رأيته أنها مستمرة إلى الأن بمكة والمدينة من السنة 1947 م إلى ان رجعت إلى إندونيسيا فى السنة 1958 م. فالظاهر انها لم تترك من الصحابة إلى الأن وأنهم أخذوها خلفاً عن سلف إلى الصدر الإول. اه. وهذا نقلناها من قول السيوطى بتصرفٍ. وقال الإمام الحافظ السيوطى : وشرع الإطعام لإنه قد يكون له ذنب يحتاج ما يكفرها من صدقةٍ ونحوها فكان فى الصدقةِ معونةٌ لهُ على تخفيف الذنوب ليخفف عنه هول السؤل وصعوبة خطاب الملكين وإغلاظهما و انتهارهما.

“Sungguh sunnah memberikan makan selama 7 hari, telah sampai informasi kepadaku dan aku menyaksikan sendiri bahwa hal ini (kenduri memberi makan 7 hari) berkelanjutan sampai sekarang di Makkah dan Madinah (tetap ada) dari tahun 1947 M sampai aku kembali Indonesia tahun 1958 M. Maka faktanya amalan itu memang tidak pernah di tinggalkan sejak zaman sahabat nabi hingga sekarang, dan mereka menerima (memperoleh) cara seperti itu dari salafush shaleh sampai masa awal Islam. Ini saya nukil dari perkataan Imam al-Hafidz as-Suyuthi dengan sedikit perubahan. al-Imam al-Hafidz As-Suyuthi berkata : “disyariatkan memberi makan (shadaqah) karena ada kemungkinan orang mati memiliki dosa yang memerlukan sebuah penghapusan dengan shadaqah dan seumpamanya, maka jadilah shadaqah itu sebagai bantuan baginya untuk meringankan dosanya agar diringankan baginya dahsyatnya pertanyaan kubur, sulitnya menghadapi menghadapi malaikat, kebegisannyaa dan gertakannya”. [2]

Istilah 7 hari sendiri didasarkan pada riwayat shahih dari Thawus yang mana sebagian ulama mengatakan bahwa riwayat tersebut juga atas taqrir dari Rasulullah, sebagian juga mengatakan hanya dilakukan oleh para sahabat dan tidak sampai pada masa Rasulullah.

_____________________

[1] al-Hawi al-Fatawi [2/234] lil-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi.

[2] Kasyful Astaar lil-‘Allamah al-Jalil Muhammad Nur al-Buqir, beliau merupakan murid dari ulama besar seperti Syaikh Hasan al-Yamani, Syaikh Sayyid Muhammad Amin al-Kutubi, Syaikh Sayyid Alwi Abbas al-Maliki, Syaikh ‘Ali al-Maghribi al-Maliki, Syaikh Hasan al-Masysyath dan Syaikh Alimuddin Muhammad Yasiin al-Fadani.

Selasa, 25 April 2017

TIPS COCOK TANAM

Cara Agar tanaman cepat berbuah

1. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan tanaman ini bertujuan agar tanaman cepat berbuah. Sasaran pemangkasan adalah pada:
- ranting-ranting yang tidak produktif
- cabang-cabang tanaman yang rusak
- Tajuk tanaman yang mengarah ke dalam
- pucuk-pucuk cabang/pohon.
Beberapa tanaman buah yang sering diberi perlakuan ini adalah: anggur, jeruk, apel, mangga, nangka, dan sirsak.

Yang perlu diperhatikan juga adalah teknik pemangkasan dan perlakuan setelah pemangkasan. Usahakan pemangkasan menggunakan alat yang sesuai. Untuk ranting kecil bisa menggunakan gunting tanaman, sedangkan cabang yang sudah besar gunakan gergaji. Arah pemotongan usahakan miring mengarah ke dalam agar bekas pemotongan tidak terkena air hujan yang bisa menyebabkan pembusukan. Berikan juga cat, tir, atau parafin pada bekas luka pemotongan agar terhindar dari serangan infeksi hama penyakit.

2. Mengikat batang tanaman
Beberapa petani di desa jaman dahulu seringkali melakukan teknik ini, yaitu mengikat batang/cabang primer tanaman menggunakan kawat/tambang. Dengan mengikat/melilit batang tanaman ini maka pengangkutan karbohidrat hasil fotosintesa ke bagian akar akan terhambat sehingga menumpuk di cabang-cabang dan daun sehingga merangsang tanaman untuk berbunga lalu berbuah.

3. Perlukaan Batang tanaman
Teknik yang ketiga ini, melukai batang tanaman fungsinya hampir sama pada teknik pengikatan batang, yaitu menghambat penyaluran zat-zat makanan hasil fotosintesa daun ke bagian bawah/akar sehingga terjadi penumpukan makanan di bagian atas/dahan. Pada akhirnya tanaman akan terangsang untuk berbunga.
Yang perlu diperhatikan dalam teknik melukai batang tanaman ini adalah jangan sampai kebablasan sehingga malah menyebabkan tanaman menjadi mati.

Teknik melukai batang tanaman:
Goreslah kulit batang pohon menggunakan pisau tajam dengan ukuran 10-20an cm mengelilingi batang pohon, kerok sampai kambiumnya hilang (secara ringkas hampir mirip dengan teknik mencangkok). Kemudian oleskan ter/parafin untuk mencegah infeksi penyakit/hama tanaman.
Jenis tanaman buah yang sering diperlakukan seperti ini adalah mangga, nangka, dan kelengkeng. Biasanya pohon buah seperti kelengkeng akan berbuah 4-5 bulan setelah mendapat perlakuan ini.

4. Perempelan Tunas tanaman
Kadang ada rasa sayang melihat tunas tanaman yang baru tumbuh pada batang pokok tanaman. Tetapi justru teknik perempelan tunas ini harus dilakukan agar tanaman cepat berbuah. Terutama untuk tunas-tunas liar pada batang pokok bawah tanaman.

5. Pemupukan tanaman
Biasanya untuk membuat tanaman cepat berbuah, cara yang biasa ditempuh oleh petani adalah dengan penyemprotan menggunakan pupuk daun. Penyemprotan dikenakan langsung pada daun yang nantinya akan diserap melalui stomata pada permukaan daun.

6. Pemberian Hormon
Hormon disini beda dengan pupuk tanaman. Fungsiny adalah untuk memacu tanaman agar segera berbuah. Biasanya teknik yang diterapkan dengan cara menyuntikkan pada batang tanaman, disemprotkan, atau dibasahkan pada bagian akar tanaman. Teknik ini disebut juga teknik booster. Saya pribadi kurang suka dengan teknik ini karena kesannya pemaksaan dan pemerk*saan pada tanaman.

7. Stres Air
Teknik stres air ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Karena alih-alih tanaman cepat berbuah, malah tanaman menjadi layu dan mati. Sres air dalam hal ini bukan berarti tidak disirami sama sekali tetapi hanya ditahan selama 2-3 hari tanpa air. Fungsinya agar daun tidak terlalu tumbuh lebat yang akhirnya akan merangsang tanaman untuk berbunga. Pastikan sebelum menerapkan teknik ini tanaman benar-benar sehat.

Minggu, 23 April 2017

PETUAH MBAH MAIMUN

KH Maimoen Zubair sekarang ini adalah ulama sepuh yang sangat disegani. Beberapa petikan pendapat hasil wawancara ini disajikan Duta Islam untuk dijadikan pedoman bagi umat Islam, utamanya soal kerukunan antar anak bangsa, Indonesia.
1. Nasab ada dua; keilmuan dan keturunan. Segala pengetahuan maka itu adalah keilmuan. Ukuran keilmuan adalah kembalinya kepada Al-Quran yang utama.
2. Masa sekarang, tidak lagi memikirkan hadist atau bukan. Agama itu rasio. Ada dalil aqli dan naqli. Selama dalil aqli tidak bertentangan dengan naqli, maka bisa dijadikan hukum.
3. Sanad keilmuan itu penting. Karena itu pokok dan menjadi syarat bahwa ilmu itu benar-benar berasal dari Nabi Muhammad, Sang sumber ilmu.
4. Zaman sekarang, banyak orang paham Al-Quran dari terjemahan. Malah terkadang hafal Al-Quran tidak tahu artinya. Dulu, orang hafal Al-Quran pasti alim, tapi sekarang yang hafal Al-Quran umumnya justru malah perempuan. Kita harus hati-hati. Jangan berkiblat pada terjemah Al-Quran atau kitab, apalagi internet.
5. Ini akhir zaman, orang Islam pintar-pintar karena pakai huruf latin atau terjemahan. Jarang sekali ada skripsi pakai Bahasa Arab. Jadi, yang baru harus kita terima, tapi yg dulu harus kita pertahankan. Itu sudah qodho' Allah.
;
6. Sekarang, tidak ada negara khilafah. Semua negara nasional. Dulu, orang haji semua pakai bendera Islam. Tapi sekarang, semua pakai bendera nasional masing-masing.
7. Kita harus junjung tinggi bangsa ini. Nabi sendiri menjunjung tinggi Bangsa Arab, karena nabi orang Arab. Sehingga Arab menjadi penguasa dan panutan bagi bangsa-bangsa lain.
8. Syiir syubbanul wathon itu karya Mbah Wahab. Saya dapatkan dari abah saya, abah saya dari Mbah Wahab. Pertama kali saya berikan kepada Nusron, ketua GP Anshor saat itu. Karena segala perubahan itu berawal dari anak muda. Indonesia merdeka karena semangat pemuda pada 28 Oktober.
9. Selisih itu bawaan manusia. Kalau ingin maju, buat bersatu tapi tetap boleh beda. Itulah konsep Bhinneka Tunggal Ika. Kalau hanya Islam, tidak akan mampu mempersatukan Indonesia. Nasional harus kita samakan dengan keislaman. Sehingga beda tapi sama, sama tapi beda.
10. Semua agama menunjukkan kebaikan. Sebab agama itu punya 4 titik kesamaan; Pertama, menjaga jiwa. Kedua, menjunjung akal. Ketiga, melestarikan keturunan. Keempat, menjaga bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia.
11. Ahok sudah minta maaf. Kita minta seluruh umat Islam untuk tenang dan meredam amarah. Jangan dibesar-besarkan. Jika bisa diredam maka persatuan juga bisa dijaga. Jika umat islam Jakarta memang tak mau memilihnya karena faktor agama, ya jangan dibesar-besarkan sehinggu memicu isu SARA.
Ini adalah resume wawancara dengan KH Maimoen Zubair, Sarang, Rembang.

Selasa, 18 April 2017

BERIBADAH DENGAN NGOPI

"NGOPI"
Ibadah Santri yang hampir tak disadari.

Sudah maklum dikalangan santri, bahwa ngopi merupakan budaya mereka yang telah turun temurun dari sejak dulu. Tak hanya SANTRI, mereka yang sudah bermetamorfosis menjadi KYAI juga tak lepas dari budaya NGOPI, bahkan para cendekiawan islam,  para ULAMA yang kiprah dan keilmuannya sudah di akui oleh dunia tak lepas dengan budaya NGOPI.

Mengingat tugas santri adalah "Tholabil 'Ilmi"
Maka sudah menjadi keniscayaan jika semua tingkah polahnya hanya berkutik terkait hal yang berbau ilmu, atau minimal dengan hal yang masih berkaitan dengan ilmu.

Para ulama terdahulu menganggap bahwa NGOPI termasuk ibadah, sebagaimana mencari ilmu, karena segala sesuatu yang menjadi wasilah atau perantara melakukan kebaikan (ibadah) maka ia bernilai kebaikan (ibadah) pula. Bahasa santrinya  

للوسائل حكم المقاصد (lilwasail hukmul maqoshid)

Maka bisa dikatakan bahwa ngopi itu termasuk ibadah, jika memang dengan tujuan untuk ibadah, semisal agar mutholaah atau nderes Al Qur'an tidak ngantuk,  supaya kuat lama ketika sholat malam, dan lain sebagainya.

INGAT...Itu semua tak lain merupakan budaya para As Salafus Sholih terdahulu...

Pertanyaannya, kalau sekarang?

Ngopinya sih masih....entah niatnya...hehhehe
Seperti yang sudah maklum...segala sesuatu butuh niat...انما الاعمال بالنيات .... jika hanya sebatas ngopi...ngopi dan ngopi....AKEH TUNGGALE...

Tugas kita sebagai santri adalah bagaimana NGOPI ini bisa bernilai ibadah sebagaimana para santri santri yang sudah OTW menjadi KYAI. Yakni mencampur  kopi bukan hanya dengan susu dan gula, tapi juga mencacampurkan  niat untuk wasilah mencari RIDLO-NYA.
Monggo di istiqomahke tri santri anggene nNGOPI... KOPI MANA KOPI....
#kopi
#kopiibadah

Senin, 17 April 2017

MUHASABAH SANTRI

لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

"mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

Kang, mbak, iki jane ayat Qur'an tenan opo ora leh? Neng Qur'ane sampean ono ayat iki opo ora?  Kok kesane ngenyek ngene yo?

Coba perhatekke bagian sebelum terahir, mosok yo menuso di padakke ambi kewan? Cobo mengko di golekki bareng2 dikik, iki bener Ayat Qur'an opo ora. Masalahe bahaya. Bahayane piye?

Pertama,  
Akeh wong sak iki (hususe santri)  seng koyoke duwe ati tapi senengane mangan ati, ora gelem ngateni (mahami) wong liyo. Senengane menang karepe dewe. Nek cocok ambi atine di anggep bener, nek gak cocok disalahke.  Yen menurut kutipan nduwur mau, berarti sak iki akeh wong seng wes ngoyok kelakowane kewan, bahkan lebih parah dari kewan, jarene
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَل
Kedua :
Akeh wong seng duwe mripat (santri meneh yentune) seng mripate ora di gunakke sak anggone.  nak ndomblong nonton konser semangat, nyawang wedoan dadi kebiasaan. Giliran  wayah mripate di jak ngaji, hawane njaluk ndang ngipi, di depke buku kon sinau kedikian turu. Tujune kewan ra doyan moco buku....
Ketiga :
Akeh wong ( lagi lagi santri lo ya) seng duwe kuping tapi cuma koyo centelan wajan. Nak di kandani mlebu kuping tengen metu ko kuping seng kiwo, di kandani alus ra mendo, di kasar malah mbalelo.  Nek musikan kupinge kuwat sewengi, wayahe dungokke ngaji suwe sitik jare keri. Sekali lagi...jarene nduwur mau wong ngeneiki luweh parah dari kewan...
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَل
Sekali lagi....santri ngeneiki podo karo kewan...bahkan lebih parah songko kewan....Tapi opo yo bener kabeh kui? La nek bener lak AKU koyo kewan? Waduh....kek kek... Nduwur mau bener Ayat Quran opo ora yo?

Ayo tri santri... PR e awak dewe 2, mestekke Ayat mau memang bener ayat Quran tenan opo ora? Mengko gek gek ora Quran? Nk memang Quran gek gek ndang Qurane salah? Perlu di koreksi....Tapi mboh seng ndi seng do koreksi...
.......MONGGO DI BUKAK QUR'ANE.....
#Intropeksisantei
#ngajiati
#tafsirliar
#hanyamuhasabah

Sabtu, 15 April 2017

Perempuan Istimewa

Dalam kitab "Kifayatul Atqiya" yang dibaca oleh Syaikh Maimoen Zubair setelah Ashar PP Al-Anwar ada cerita tentang wanita yang tidak berbicara kecuali dengan Al-Qur'an. Dan kisah ini dibaca pada ngaji hari ahad kemarin.

Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta’ala:
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke maqam Nabi. Ketika saya berada di suatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua.

Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya.
Abdullah : “Assalamu’alaikum warahma wabarakaatuh.”
Wanita tua : “Salaamun qoulan min robbi rohiim.” (QS. Yaasin : 58) (artinya : “Salam sebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih”)
Abdullah : “Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?”.
Wanita tua : “Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu.” (QS : Al-A’raf : 186 ) (“Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya”)
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.
Abdullah: “Kemana anda hendak pergi?”.
Wanita tua : “Subhanalladzi asra bi ‘abdihi lailan minal masjidil haraami ilal masjidil aqsa.” (QS. Al-Isra’ : 1) (“Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari masjid haram ke masjid aqsa”)
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.
Abdullah : “Sudah berapa lama anda berada di sini?”.
Wanita tua : “Tsalatsa layaalin sawiyya” (QS. Maryam : 10) (“Selama tiga malam dalam keadaan sehat”)
Abdullah : “Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?”.
Wanita tua : “Huwa yut’imuni wa yasqiin.” (QS. As-syu’ara’ : 79) (“Dialah pemberi aku makan dan minum”)
Abdullah : “Dengan apa anda melakukan wudhu?”.
Wanita tua : “Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha’idan thoyyiban” (QS. Al-Maidah : 6) (“Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang bersih”)
Abdulah : “Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?”.
Wanita tua : “Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil.” (QS. Al-Baqarah : 187) (“Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam”).
Abdullah : “Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?”.
Wanita tua : “Wa man tathawwa’a khairon fa innallaaha syaakirun ‘aliim.” (QS. Al-Baqarah : 158) (“Barang siapa melakukan sunnah lebih baik”).
Abdullah : “Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?”.
Wanita tua : “Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta’lamuun.” (QS. Al-Baqarah : 184) (“Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu mengetahui”).
Abdullah : “Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?”.
Wanita tua : “Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun ‘atiid.” (QS. Qaf : 18) (“Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid”)
Abdullah : “Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?”.
Wanita tua : “Wa la taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam’a wal bashoro wal fuaada, kullu ulaaika kaana ‘anhu mas’ula.” (QS. Al-Isra’ : 36) (“Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan”).
Abdullah : “Saya telah berbuat salah, maafkan saya.”
Wanita tua : “Laa tastriiba ‘alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum.” (QS.Yusuf : 92) (“Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu”).
Abdullah : “Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan.”
Wanita tua : “Wa maa taf’alu min khoirin ya’lamhullah.” (QS Al-Baqoroh : 197) (“Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah mengetahuinya”)
Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :
Wanita tua : “Qul lil mu’miniina yaghdudhu min abshoorihim.” (QS. An-Nur : 30) (“Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka”)

  ;
Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia mengendarai untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap lagi.
Wanita tua : “Wa maa ashobakum min mushibatin fa bimaa kasabat aidiikum.” (QS. Asy-Syura’ 30) (“Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri”).
Abdullah : “Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu.”
Wanita tua : “Fa fahhamnaaha sulaiman.” (QS. Anbiya’ 79) (“Maka kami telah memberi pemahaman pada nabi Sulaiman”)

Selesai mengikat unta itu saya pun mempersilahkan wanita tua itu naik.
Abdullah : “Silahkan naik sekarang.”.
Wanita tua : “Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqriniin, wa inna ila robbinaa munqolibuun.” (QS. Az-Zukhruf : 13-14) (“Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini pada kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami akan kembali pada tuhan kami”)

Saya pun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita tua itu berkata lagi.
Wanita tua : “Waqshid fi masyika waghdud min shoutik” (QS. Lukman : 19) (“Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu”).
Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa syair, Wanita tua itu berucap.
Wanita tua : “Faqraa-u maa tayassara minal qur’aan” (QS. Al- Muzammil : 20) (“Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur’an”)
Abdullah : “Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak.”
Wanita tua : “Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab.” (QS Al-Baqoroh : 269) (“Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu”)

Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.
Abdullah : “Apakah anda mempunyai suami?”.
Wanita tua : “Laa tas-alu ‘an asy ya-a in tubda lakum tasu’kum” (QS. Al-Maidah : 101) (“Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu”)

Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya kepadanya.
Abdullah : “Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?”.
Wanita tua : “Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya.” (QS. Al-Kahfi : 46) (“Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia”)
Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.
Abdullah : “Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?”.
Wanita tua : “Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun” (QS. An-Nahl : 16) (“Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk”)

Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.
Abdullah : “Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?”.
Wanita tua : “Wattakhodzallahu ibrohima khalilan” (QS. An-Nisa’ : 125) (“Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang dikasihi”). “Wakallamahu musa takliima” (QS. An-Nisa’ : 146) (“Dan Allah berkata-kata kepada Musa”) “Ya yahya khudil kitaaba biquwwah” (QS. Maryam : 12) (“Wahai Yahya pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh”).
Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.
Wanita tua : “Fab’atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati falyandzur ayyuha azkaa tho’aaman fal ya’tikum bi rizkin minhu.” (QS. Al-Kahfi : 19) (“Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu”)

Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :
Wanita tua : “Kuluu wasyrobuu hanii’an bima aslaftum fil ayyamil kholiyah” (QS. Al-Haqqah : 24) (“Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu”)

Abdullah : “Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya.”
Ketiga anak muda ini secara serempak berkata:
“Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara mempergunakan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya karena khawatir salah bicara.”
Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya. Akhirnya saya pun berucap :
“Fadhluhu yu’tihi man yasyaa’ Wallaahu dzul fadhlil adhiim.” (QS. Al-Hadid : 21) (“Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang besar”).

Rabu, 12 April 2017

NASEHAT SEORANG AYAH

Nasehat Seorang Ayah utk Anak Gadisnya.
.
“Anakku, saat kau jatuh cinta, kau tetap tak boleh pacaran.
Biarkan kau tetap terbungkus rapi dan kulit lembutmu hanya boleh disentuh oleh suamimu.
Ketahuilah bila kau jatuh cinta dgn seseorang, belum tentu itu jodohmu.
Maka tetap mintalah kpd yg Maha Tahu utk diberi jodoh terbaik bagimu.

Ketahuilah, wanita yg hebat itu yg menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dgn mencarikan ayah yg tepat buat anaknya. Ayahmu ini berharap, kau termasuk di dlm nya.
Anakku, apa yg kau harapkan belum tentu kau dapatkan.
Ingatlah rencana Allah adalah rencana terbaik dibandingkan rencana terbaik seluruh penduduk bumi sekalipun.

Agar kau diberi “pangeran” terbaik, tugasmu hanya memantaskan diri dan minta kpd Allah. Semakin kau sering mengadu dan dekat kpd Allah maka Dia akan mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu.
Jangan ragu, Dialah yg Maha Tahu jodoh terbaikmu.
Bila sebelum Subuh kau selalu menangis kepada-Nya, tak mungkin Dia tega memberi “pangeran” yg tak bermutu kpd mu.
Walau kau jatuh cinta, jangan serahkan hatimu kpd lelaki itu, karena boleh jadi menurut Allah dia bukan “pangeranmu”.
Tetaplah serahkan hatimu kpd Allah dan setelah Allah kirim “pangeran” kpd mu, baru serahkan hatimu kpd “pangeran” itu.
Air matamu di hadapan Allah dan kesabaranmulah yg membuat Allah mengirimkan “pangeran” terbaik utk mu.
Bukti bahwa kau wanita hebat, kau tetap lebih sering mengingat Allah dibandingkan lelaki yg kau jatuh cintai.

Anakku, lelaki yg pantas menjadi ayah dari anak-anakmu adalah yg berani datang menemui ayahmu utk melamarmu dan bukan yg pandai memainkan perasaanmu. Percuma bila ada lelaki yg kau cintai tetapi dia tak punya nyali bertemu dgn ayahmu.

Saat ini ayahmu hanya bisa berdoa agar Allah mengirimkan “pangeran” terbaik utk mu.
Dan semoga yg dikirim oleh Allah adalah lelaki yg telah membuat kau jatuh cinta.

Anakku, Ingatlah selalu kebiasaan di keluarga kita: Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Semoga kau menjadi kekasih Allah sehingga kau dikirimi kekasih terbaik menurut Allah dan juga menurutmu.
Anakku, Ayah percaya padamu dan sepenuh hati mencintaimu.

Wallahu a'lam

*Wassalaamu'alaikum*

Selasa, 11 April 2017

KETIKA GARWO MBH ARWANI CEMBURU

Kiai Arwani Amin, Kudus, Allahu yarham, beserta putra-putranya tidak habis pikir mengapa akhir-akhir ini istri beliau sering uring-uringan. Padahal sebelum Kiai Arwani sakit, beliau tak pernah berperilaku demikian. Sebelumnya beliau justru menjadi istri yang sangat lembut. Namun setelah Kiai Arwani sakit keadaan berbalik begitu drastis.

Karena kebingungan para putra Kiai Arwani sowan kepada Maulana Habib Lutfi di Pekalongan. Kepada beliau mereka menyampaikan permasalahannya dan memohon petunjuk. “Ini bagaimana, Habib?” Keluh mereka.

Mendengar penuturan keluarga Kiai Arwani ini Habib Lutfi tak segera berbicara. Sejenak beliau terdiam lalu tersenyum.

“Nggak apa-apa,” kata beliau kemudian. “Ibu kalian itu uring-uringan itu wajar. Dia lagi cemburu.”

“Cemburu bagaimana, Habib?” mereka tak memahami.

“Allah memberi kasyaf kepada ibu kalian sehingga dapat melihat suaminya, bapak kalian, sedang menjadi rebutan para bidadari,” jelas Habib Lutfi.

Ketika para putra Kiai Arwani sampai kembali di rumah mereka menyakan kepada ibunya perihal sering uring-uringannya itu. Sang ibu dengan tegas menjawab, “bagaimana tidak marah, lah wong setiap hari aku melihat bapakmu dipeluk perempuan cantik-cantik!”

Bila baru sakit saja sudah menjadi rebutan bidadari, bagaimana nanti setelah meninggal? (Yazid Muttaqin)

Cerita ini dikisahkan KH Subhan Makmun, Rais Syuriyah PBNU, dalam kajian kitab Tafsir al-Munir di Islamic Center Brebes, Ahad 7 Februari 2016)

Senin, 10 April 2017

من مصنفات علماء الاندونسيين

مكتبة إندونيسية

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين ، والصلاة والسلام على سيد الخَلْق أجمعين ، معلِّم الناسِ الخير ، وداعيهم إلى الجنة ، سيدنا وسندنا وشفيعنا ومولانا محمد بن عبد الله  ، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين ... وبعد :

فإننا وجدنا خلال تصفّحنا لمواقع الجوجل ، روابط لكتب بعض العلماء الإندونيسيين على موقع (تحميل الكتب الإسلامية) ، ومن أشهر أولئك العلماء الجهابذة ، هؤلاء الأجلاء الآتي ذكرهم:
الشيخ محمد نووي بن عمر الجاوي الشافعي الأشعري ، والشيخ الخطيب عبد الحميد قدس الشافعي ، والعلامة مسند العصر الشيخ محمد ياسين الفاداني المكي (رحمهم الله تعالى) وغيرهم .

والموقع فيه (104) كتاباً من كتب علماء إندونيسيين "القدماء والجدد منهم" ، وهي :

1- ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺘﺮﻣﺴﻲ ﺍﻟﻤﺴﻤﻰ ﻣﻮﻫﺒﺔ ﺫﻱ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻣﻘﺪﻣﺔ ﺑﺎﻓﻀﻞ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﻤﺪﻗﻖ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺴﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_88.html

2- ﺗﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻷﺻﻮﻟﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﺣﻤﺪ ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﺎﺟﻴﻨﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_44.html

3- ﻧـﻮﺭ ﺍﻟﻈﻼﻡ ﺷــﺮﺡ ﻣـﻨﻈﻮﻣﺔ ﻋﻘﻴﺪﺓ ﺍﻟﻌــﻮﺍﻡ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻤﻔﺴﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺮﺑﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_80.html

4- ﻓﻴـﺾ ﺍﻟﺤـﺠــﺎ ﻋﻠﻰ ﻧﻴﻞ ﺍﻟﺮﺟﺎ ﻣﻨﻈﻮﻣﺔ ﺳﻔﻴﻨﺔ ﺍﻟﻨﺠﺎ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻷﺻﻮﻟﻲ ﺃﺣﻤﺪ ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻫﺎﺷﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺳﻼﻡ ﺍﻟﺤﺎﺟﻴﻨي
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_16.html

5- ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺍﻻﺗﻘﻴﺎﺀ ﻭ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻻﺻﻔﻴﺎﺀ
ﺑﻬﺎﻣﺸﻪ : ﺳﻼﻟﻢ ﺍﻟﻔﻀﻼﺀ ﻟﺨﺎﺗﻤﻪ ﺍﻟﻨﺒﻼﺀ , ﻋﻠﻲ ﻣﻨﻈﻮﻣﻪ ﻫﺪﺍﻳﻪ ﺍﻻﺫﻛﻴﺎﺀ ﺍﻟﻲ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻻﻭﻟﻴﺎﺀ
ﻣﺆﻟﻒ ﺍﻟﺴﻼﻟﻢ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻤﻔﺴﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_91.html

6- ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺘﺒﺎﺭﻳﺢ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺘﺮﺍﻭﻳﺢ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺸﻜﻮﺭ ﺍﻟﺴﻨﻮﺭﻱ
ﺍﻟﻄﻮﺑﺎﻧﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺁﻣﻴﻦ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_94.html

7- ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﺍﻟﻤﻠﻤﻊ ﻋﻦ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﺍﻟﻠﻤﻊ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺃﺑﻰ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺍﻟﺸﻴﺮﺍﺯﻱ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻷﺻﻮﻟﻲ ﺃﺣﻤﺪ ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻫﺎﺷﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺳﻼﻡ ﺍﻟﺤﺎﺟﻴﻨﻰ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_97.html

8- ﺍﻟﺘﺒﻴﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﻣﻘﺎﻃﻌﺔ ﺍﻷﺭﺣﺎﻡ ﻭﺍﻷﻗﺎﺭﺏ ﻭﺍﻹﺧﻮﺍﻥ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺆﺳﺲ ﺟﻤﻌﻴﺔ ﻧﻬﻀﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﺎﺭﻑ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻯ ﺍﻟﺠﻮﻣﺒﺎﻧﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_6.html

9- ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺗﺸﻮﻳﻖ ﺍﻟﺨﻼﻥ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ ﺍﻵﺟﺮﻭﻣﻴﺔ ﻷﺣﻤﺪ ﺯﻳﻨﻲ ﺩﺣﻼﻥ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺤﺎﺝ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻌﺼﻮﻡ ﺑﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺳﺎﻟﻢ ﺍﻟﺴﻤﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺴﻔﺎﻃﻮﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_71.html

10- ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ : ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺍﻟﺤﺼﻮﻝ ﻋﻠﻰ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻟﻮﺻﻮﻝ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻜﻴﺎﻫﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﺣﻤﺪ ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺳﻼﻡ ﺍﻟﺤﺎﺟﻴﻨﻰ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_64.html

11- ﻧﺼﺎﺋﺢ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﺷﺮﺡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﺒﻬﺎﺕ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺳﺘﻌﺪﺍﺩ ﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﻤﻌﺎﺩ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_14.html

12- ﻣﺮﺍﻗﻲ ﺍﻟﻌﺒﻮﺩﻳﺔ ﺷﺮﺡ ﻋﻠﻰ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﻬﺪﺍﻳﺔ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_19.html

13- ﻗﻄﺮ ﺍﻟﻐﻴﺚ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﻠﻴﺚ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_12.html

14- ﺷﺮﺡ ﻋﻘﻮﺩ ﺍﻟﻠﺠﻴﻦ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺣﻘﻮﻕ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_68.html

15- ﻓﺘﺢ ﺍﻹﺯﺍﺭ ﻓﻲ ﻛﺸﻒ ﺍﻷﺳﺮﺍﺭ ﻷﻭﻗﺎﺕ ﺍﻟﺤﺮﺙ ﻭﺧﻠﻘﺔ ﺍﻷﺑﻜﺎﺭ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﻓﻮﺯﻱ ﺍﻷﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻲ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_4.html

16- ﺳﺮﺍﺝ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ﺷﺮﺡ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪﻳﻦ ﻟﻠﻐﺰﺍﻟﻲ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺇﺣﺴﺎﻥ ﺑﻦ ﺩﺣﻼﻥ ﺍﻟﺠﻤﻔﺴﻲ ﺍﻟﻜﺪﻳﺮﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_18.html

17- ﻣﻨﻬﺞ ﺫﻭﻱ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﻨﻈﻮﻣﺔ ﺍﻷﺛﺮ ﻟﻠﺤﺎﻓﻆ ﺟﻼﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﻤﻘﺮﺉ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻨﺎﻥ ﺍﻟﺘﺮﻣﺴﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻷﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_13.html

18- ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﻔﻴﺪ ﻟﻤﺎ ﻋﻼ ﻣﻦ ﺍﻷﺳﺎﻧﻴﺪ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﻤﻘﺮﺉ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻨﺎﻥ ﺍﻟﺘﺮﻣﺴﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻷﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_46.html

19- ﻣﺮﺍﺡ ﻟﺒﻴﺪ ﻟﻜﺸﻒ ﻣﻌﺎﻧﻰ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺍﻟﻤﺠﻴﺪ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻧﻮﻭﻱ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺮﺑﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_79.html

20- ﻛﺎﺷﻔﺔ ﺍﻟﺴﺠﺎ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺳﻔﻴﻨﺔ ﺍﻟﻨﺠﺎ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺮﺑﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_11.html

21- ﺳﻠﻢ ﺍﻟﻤﻨﺎﺟﺎﺓ ﺷﺮﺡ ﺳﻔﻴﻨﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ ﺍﻟﺘﻨﺎﺭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_941.html

22- ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ ﻓﻲ ﺇﺭﺷﺎﺩ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﺋﻴﻦ ﺷﺮﺡ ﻋﻠﻰ ﻗﺮﺓ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺑﻤﺒﻬﻤﺎﺕ ﺍﻟﺪﻳﻦ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻤﻌﻄﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_209.html

23- ﺑﻬﺠﻪ ﺍﻟﻮﺳﺎﺋﻞ ﺑﺸﺮﺡ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_431.html

24- ﻣﺮﻗﺎﺓ ﺻﻌﻮﺩ ﺍﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺳﻠﻢ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﻤﻔﺴﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_545.html

25- ﺍﻟﻔﺼﻮﺹ ﺍﻟﻴﺎﻗﻮﺗﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﺍﻟﺒﻬﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻻﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺘﺼﺮﻳﻔﻴﺔ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
ﺑﻬﺎﻣﺸﻪ : ﺍﻟﺮﻳﺎﺽ ﺍﻟﻔﻮﻟﻴﺔ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_909.html

26- ﺗﻮﺷﻴﺢ ﻋﻠﻰ ﺍﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ ‏( ﻗﻮﺕ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﺗﻮﺷﻴﺢ ﻋﻠﻰ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻘﺮﻳﺐ ﺍﻟﻤﺠﻴﺐ ﺷﺮﺡ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻟﺘﻘﺮﻳﺐ )
ﻟﻠﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_636.html

27- ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺼﻌﻮﺩ ﺇﻟﻰ ﺍﻛﺘﺴﺎﺀ ﺍﻟﺒﺮﻭﺩ
ﻟﻠﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_512.html

28- ﺗﺮﻏﻴﺐ ﺍﻟﻤﺸﺘﺎﻗﻴﻦ ﻟﺒﻴﺎﻥ ﻣﻨﻈﻮﻣﺔ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻲ ﺯﻳﻦ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪﻳﻦ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_999.html

29- ﺍﻻﺑﺮﻳﺰ ﺍﻟﺪﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﻣﻮﻟﺪ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﻌﺪﻧﺎﻧﻲ
( ﻭﻫﻮ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﻣﻦ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻘﺴﻄﻼﻧﻲ ﺍﻟﻤﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﺸﺎﻥ ﺍﻟﻔﺼﻴﺢ ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ )
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺮﺑﻲ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_832.html

30- ﺍﻟﻨﻬﺠﺔ ﺍﻟﺠﻴﺪﺓ ﻟﺤﻞ ﻧﻘﺎﻭﺓ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ
ﻭﻫﺬﺍ ﺷﺮﺡ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻈﻮﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
ﺍﻟﻨﺎﻇﻢ ﻭﺍﻟﺸﺎﺭﺡ : ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_634.html

31- ﻓﺘﺢ ﻏﺎﻓﺮ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻜﻮﺍﻛﺐ ﺍﻟﺠﻠﻴﺔ ﻧﻈﻢ ﺍﻷﺟﺮﻭﻣﻴﺔ ﻟﻠﻨﺒﺮﺍﻭﻱ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﻤﻔﺴﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
ﻧﺴﺨﺔ ﻣﺨﻄﻮﻃﺔ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_838.html

ﻧﺴﺨﺔ ﻣﺤﻘﻘﺔ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_833.html

32- ﺍﻟﻌﺠﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﻤﺴﻠﺴﻠﺔ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_825.html

33- ﺍﻟﻔﻴﺾ ﺍﻟﺮﺣﻤﺎﻧﻲ ﺑﺈﺟﺎﺯﺓ ﺍﻟﻌﺜﻤﺎﻧﻲ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_265.html

34- ﺍﻟﻤﺴﻠﻚ ﺍﻟﺠﻠﻲ ﻓﻲ ﺃﺳﺎﻧﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻲ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_273.html

35- ﻭﺭﻗﺎﺕ ﻓﻲ ﻣﺠﻤﻮﻋﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﺴﻼﺕ ﻭﺍﻷﻭﺍﺋﻞ ﻭﺍﻻﺳﺎﻧﻴﺪ
ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_756.html

36- ﺛﺒﺖ ﺍﻟﻜﺰﺑﺮﻱ
ﻭﻳﻠﻴﻪ ﺇﺗﺤﺎﻑ ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﺴﺮﻱ ﺑﺄﺳﺎﻧﻴﺪ ﺍﻟﻮﺟﻴﻪ ﺍﻟﻜﺰﺑﺮﻱ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_225.html

37- ﺍﺗﺤﺎﻑ ﺍﻹﺧﻮﺍﻥ ﺑﺎﺧﺘﺼﺎﺭ ﻣﻄﻤﺢ ﺍﻟﻮﺟﺪﺍﻥ ﻓﻲ ﺍﺳﺎﻧﻴﺪ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﻤﺮ ﺣﻤﺪﺍﻥ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_749.html

38- ﺍﻷﺭﺑﻌﻮﻥ ﺍﻟﺒﻠﺪﺍﻧﻴﺔ : ﺃﺭﺑﻌﻮﻥ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻋﻦ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﺷﻴﺨﺎ ﻣﻦ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﺑﻠﺪﺍ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_991.html

39- ﺃﺳﺎﻧﻴﺪ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺘﻤﻲ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_468.html

40- ﺍﻷﺳﺎﻧﻴﺪ ﺍﻟﻤﻜﻴﺔ ﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﺴﻴﺮ ﻭﺍﻟﺸﻤﺎﺋﻞ ﺍﻟﻤﺤﻤﺪﻳﺔ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_932.html

41- ﺍﻟﻮﺍﻓﻲ ﺑﺬﻳﻞ ﺗﺬﻛﺎﺭ ﺍﻟﻤﺼﺎﻓﻲ ﺑﺈﺟﺎﺯﺓ ﺍﻟﻔﺨﺮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﻟﺠﺮﺍﻓﻲ ﻭﺍﻟﺼﻔﻲ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺍﻟﺠﺮﺍﻓﻲ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_331.html

42- ﻓﻴﺾ ﺍﻟﻤﺒﺪﻱ ﺑﺈﺟﺎﺯﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻮﺽ ﻣﻨﻘﺶ ﺍﻟﺰﺑﻴﺪﻱ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_997.html

43- ﻓﻴﺾ ﺍﻟﺨﺒﻴﺮ ﻭﺧﻼﺻﺔ ﺍﻟﺘﻘﺮﻳﺮ ﻋﻠﻰ ﻧﻬﺞ ﺍﻟﺘﻴﺴﻴﺮ ﺷﺮﺡ ﻣﻨﻈﻮﻣﺔ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ
ﻭﻓﻴﻪ ﻣﻨﻈﻮﻣﺔ ﺍﻟﺰﻣﺰﻣﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻭﻳﻠﻴﻬﺎ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻤﺴﺎﻭﻱ ﺍﻟﻔﻠﻤﺒﺎﻧﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﺛﻢ ﺣﺎﺷﻴﺔ ﻓﻴﺾ ﺍﻟﺨﺒﻴﺮ ﻟﻠﺴﻴﺪ ﻋﻠﻮﻱ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﺛﻢ ﺗﻌﻠﻴﻘﺎﺕ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_762.html

44- ﺳﺪ ﺍﻷﺭﺏ ﻣﻦ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ ﻭﺍﻷﺩﺏ . ﻭﺑﺬﻳﻠﻪ : ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﺗﻌﻠﻴﻘﺎﺕ ﻋﻠﻲ ﺳﺪ ﺍﻷﺭﺏ ﺃﻭ ﺇﺗﺤﺎﻑ ﺍﻟﺴﻤﻴﺮ ﺑﺄﻭﻫﺎﻡ ﻣﺎ ﻓﻲ ﺛﺒﺖ ﺍﻷﻣﻴﺮ
ﻣﺆﻟﻒ ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ : ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_700.html

45- ﺣﺴﻦ ﺍﻟﻮﻓﺎ ﻹﺧﻮﺍﻥ ﺍﻟﺼﻔﺎ - ﺛﺒﺖ ﻓﺎﻟﺢ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮﻱ
ﺗﻌﻠﻴﻖ ﻭﺗﺼﺤﻴﺢ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_271.html

46- ﺑﻠﻐﺔ ﺍﻟﻤﺸﺘﺎﻕ ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﺍﻻﺷﺘﻘﺎﻕ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_547.html

47- ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ ﺍﻟﺠﻨﺒّﺔ : ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﻤﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺴﻨﻴﺔ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻔﺮﺍﺋﺪ ﺍﻟﺒﻬﻴﺔ ﻓﻲ ﻧﻈﻢ ﺍﻟﻘﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ‏( ﻓﻲ ﺍﻷﺷﺒﺎﻩ ﻭﺍﻟﻨﻈﺎﺋﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ )
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_882.html

48- ﺃﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﻟﺴﺎﺩﺗﻨﺎ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺮﺑﻮ ﺑﻨﺠﺮ ﺍﻟﻤﻜﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_822.html

49- ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺼﻴﺎﻏﺔ ﺷﺮﺡ ﻛﺘﺎﺏ ﺩﺭﻭﺱ ﺍﻟﺒﻼﻏﺔ
ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_707.html

50- ﺑﻠﻮﻍ ﺍﻷﻣﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻌﺮﻳﻒ ﺑﺸﻴﻮﺥ ﻭﺃﺳﺎﻧﻴﺪ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ ﺍﻟﻤﻜﻲ
ﺟﻤﻊ ﻭﺗﺮﺗﻴﺐ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺨﺘﺎﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻦ ﺯﻳﻦ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪﻳﻦ
ﺍﻟﻔﻠﻤﺒﺎﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_905.html

51- ﻛﻨﻮﺯ ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﻴﺪ ﻓﻲ ﻣﺠﻤﻮﻋﺔ ﺍﻷﺳﺎﻧﻴﺪ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_620.html

52- ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻭﺃﺷﺮﺍﻁ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ ﻭﺑﻴﺎﻥ ﻣﻔﻬﻮﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻯ ﺍﻟﺮﺋﻴﺲ ﺍﻷﻛﺒﺮ ﻟﺠﻤﻌﻴﺔ ﻧﻬﻀﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_621.html

53- ﺍﻟﻔﺮﻭﻕ ﺍﻟﺸﺎﺳﻌﺔ ﺑﻴﻦ ﺣﻘﺎﺋﻖ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﺑﺎﻃﻴﻞ ﺍﻟﺸﻴﻌﺔ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_355.html

54- ﺍﻟﻨﺼﻮﺹ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﻓﻲ ﻋﺪﻡ ﺻﺤﺔ ﺇﻣﺎﻣﺔ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_880.html

55- ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ‏( ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﺠﺎﻭﻳﺔ ‏)
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﺤﺎﺝ ﻣﺪﺛﺮ ﺑﻦ ﻛﻮﺳﺘﺎﻡ ﺍﻟﺪﻣﺎﻛﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_110.html

56- ﺗﻘﺮﻳﺐ ﺍﻟﻤﻘﺼﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﺎﻟﺮﺑﻊ ﺍﻟﻤﺠﻴﺐ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺨﺘﺎﺭ ﻋﻄﺎﺭﺩ ﺍﻟﺒﻮﻏﻮﺭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_333.html

57- ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺗﻘﺮﻳﺐ ﺍﻟﻤﻘﺼﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﺎﻟﺮﺑﻊ ﺍﻟﻤﺠﻴﺐ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻣﻔﺘﺎﺡ ﺑﻦ ﻣﺄﻣﻮﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﺮﺗﻲ ﺍﻟﺸﻨﺠﻮﺭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_989.html

58- ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻌﻠﻲ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﻧﻈﻢ ﺃﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻹﻛﻠﻴﻞ
ﺍﻟﻨﺎﻇﻢ : ﻧﻨﺎﻝ ﻋﻴﻦ ﺍﻟﻔﻮﺯ ﺑﻦ ﻣﺪﺛﺮ ﺍﻟﺪﻣﺎﻛﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_444.html

59- ﺍﻟﻨَّﻔﺤﺔ ﺍﻟﺤﺴﻨﻴَّﺔ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺘُّﺤﻔﺔ ﺍﻟﺴَّﻨﻴَّﺔ ‏( ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻔﺮﺍﺋﺾ )
ﻟﻠﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﺴﻦ ﺍﻟﻤُﺴَﺎﻭﻯ ﺍﻟﻔﺎﻟﻤﺒﺎﻧﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_514.html

60- ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻷﺫﻛﻴﺎﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻋﻦ ﻛﺮﺍﻣﺎﺕ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ
ﻟﻺﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺍﻟﺘﺮﻣﺴﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_957.html

61- ﺍﻟﺴﻼﺡ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺧﻠﻴﻞ ﺍﻟﺒﻨﻜﻼﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_958.html

62- ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺮﺅﻭﻑ ﺍﻟﻤﻨﺎﻥ ‏( ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻔﻠﻚ )
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺃﺑﻲ ﺣﻤﺪﺍﻥ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪ ﻗﺪﺱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_729.html

63- ﺳﻠﻢ ﺍﻟﻨﻴﺮﻳﻦ ﻓﻲ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻻﺟﺘﻤﺎﻉ ﻭﺍﻟﻜﺴﻮﻓﻴﻦ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪ ﺍﻟﺒﺘﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_725.html

64- ﺍﻧﺘﻔﺎﺥ ﺍﻟﻮﺩﺟﻴﻦ ﻋﻨﺪ ﻣﻨﺎﻇﺮﺓ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺣﺎﺟﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ ﺑﺰﺟﺎﺝ ﺍﻟﻌﻴﻨﻴﻦ
ﻟﻺﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﺣﻤﺪ ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺍﻟﺤﺎﺟﻴﻨﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_154.html

65- ﺍﻷﺭﺑﻌﻮﻥ ﺣﺪﻳﺜﺎً ﻣﻦ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻛﺘﺎﺑﺎً ﻋﻦ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﺷﻴﺨﺎً
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ ﺍﻟﻤﻜﻲ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻔﻴﺾ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_239.html

66- ﺇﺟﺎﺯﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺑﺪﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺤﺴﻨﻲ ﻟﻠﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_181.html

67- ﺍﻟﻤﺘﻦ ﺍﻟﺸﺮﻳﻒ ﺍﻟﻤﻠﻘﺐ ﺑﻔﺘﺢ ﺍﻟﻠﻄﻴﻒ ‏( ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ )
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺧﻠﻴﻞ ﺍﻟﺒﻨﻜﻼﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_947.html

68- ﺃﺻﻞ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻓﻲ ﺧﺼﺎﺋﺺ ﻓﻀﺎﺋﻞ ﺃﻫﻞ ﺑﺪﺭ
ﺍﻟﻨﺎﻇﻢ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺩﻣﻴﺎﻃﻲ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﻣﻴﻦ ﺍﻟﺒﻨﺘﻨﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_112.html

69- ﻧﻈﻢ ﻋﻘﻴﺪﺓ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﻐﻨﻐﺎﻧﻲ ﺍﻟﻜﺮﻛﺴﺎﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_157.html

70- ﺛﻤﺮﺍﺕ ﺍﻟﻔﻜﺮ ﻓﻲ ﺣﺴﺎﺏ ﺃﻭﻗﺎﺕ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻷﻫﻠﺔ ﻭﺧﺴﻮﻑ ﺍﻟﻘﻤﺮ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺃﺣﻤﺪ ﻏﺰﺍﻟﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻠﻪ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_548.html

71- ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺑﺪﻳﻌﺔ ﺍﻟﻤﺜﺎﻝ ﻓﻲ ﺣﺴﺎﺏ ﺍﻟﺴﻨﻴﻦ ﻭﺍﻟﻬﻼﻝ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻌﺼﻮﻡ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻤﺴﻜﻮﻣﻤﺒﺎﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_494.html

72- ﺷﺮﺡ ﺛﻤﺮﺍﺕ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﺍﻟﻤﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻤﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺠﺰﻳﻠﺔ ﻓﻲ ﺃﺯﻫﺎﺭ ﺍﻟﺨﻤﻴﻠﺔ ‏( ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻔﻠﻚ ‏)
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺍﻟﻔﺎﺩﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_780.html

73- ﺇﺭﺷﺎﺩ ﺍﻷﻧﺎﻡ ﻓﻲ ﺗﺮﺟﻤﺔ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﺍﻹﺳﻼﻡ ‏( ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ ﺍﻻﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻴﺔ ‏)
ﻟﻠﺴﻴﺪ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻳﺤﻴﻰ ﻣﻔﺘﻲ ﺑﺘﺎﻭﻱ ﺳﺎﺑﻘﺎ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_600.html

74- ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻤﺠﻴﺪ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺟﻮﻫﺮﺓ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺣﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﻠﻮﻱ ﺍﻟﻔﺎﻟﻤﺒﺎﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_687.html

75- ﺍﻷﻣﺜﻠﺔ ﺍﻟﺘﺼﺮﻳﻔﻴﺔ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻌﺼﻮﻡ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﻛﻮﺍﺭﻭﻥ ﺟﻮﻣﺒﺎﻍ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_940.html

76- ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻓﻲ ﻣﺬﻫﺒﻴﻪ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ ﻭﺍﻟﺠﺪﻳﺪ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺪﻛﺘﻮﺭ ﺃﺣﻤﺪ ﻧﺤﺮﺍﻭﻱ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﻟﺒﺘﺎﻭﻱ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_817.html

77- ﺍﻟﻤﻔﺎﺧﺮ ﺍﻟﺴﻨﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﺳﺎﻧﻴﺪ ﺍﻟﻌﻠﻴﺔ ﺍﻟﻘﺪﺳﻴﺔ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_864.html

78- ﻛﺎﻓﻴﺔ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻨﺤﻮ ﻭﺍﻟﺼﺮﻑ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺸﻜﻮﺭ ﺍﻟﺴﻨﻮﺭﻱ ﺍﻟﻄﻮﺑﺎﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_612.html

79- ﺗﻨﻮﻳﺮ ﺍﻟﺤﺠﺎ ﻧﻈﻢ ﺳﻔﻴﻨﺔ ﺍﻟﻨﺠﺎ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺻﺪﻳﻖ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻼﺳﻤﻲ ﺍﻟﻔﺎﺳﻮﺭﻭﺍﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_913.html

80- ﺇﺭﺷﺎﺩ ﺍﻟﻤﻬﺘﺪﻱ ﺇﻟﻰ ﺷﺮﺡ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻱ
ﺍﻟﺸﺎﺭﺡ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ
ﺍﻟﻤﺎﺗﻦ : ﻭﺍﻟﺪ ﺍﻟﺸﺎﺭﺡ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﻗﺪﺱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_654.html

81- ﻟﻄﺎﺋﻒ ﺍﻹﺷﺎﺭﺍﺕ ﺷﺮﺡ ﺗﺴﻬﻴﻞ ﺍﻟﻄﺮﻗﺎﺕ ﻟﻨﻈﻢ ﺍﻟﻮﺭﻗﺎﺕ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_972.html

82- ﻧﻔﺤﺎﺕ ﺍﻟﻘﺒﻮﻝ ﻭﺍﻻﺑﺘﻬﺎﺝ ﻓﻲ ﻗﺼﻪ ﺍﻻﺳﺮﺍﺀ ﻭﺍﻟﻤﻌﺮﺍﺝ ‏( ﻣﺨﻄﻮﻁ ‏)
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻋﺒﺪﺍﻟﺤﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_897.html

83- ﺍﻟﺬﺧﺎﺋﺮ ﺍﻟﻘﺪﺳﻴﺔ ﻓﻲ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﺒﺮﻳﺔ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻲ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_871.html

84- ﺿﻴﺎﺀ ﺍﻷﻧﻮﺍﺭ ﻓﻲ ﺗﺼﻔﻴﺔ ﺍﻷﻛﺪﺍﺭ
ﻟﻠﺴﻠﻄﺎﻥ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺑﺪﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_721.html

85- ﻣﺆﻧﺴﺔ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﻣﺸﺎﻫﺪﺓ ﻋﻼﻡ ﺍﻟﻐﻴﻮﺏ
ﻟﻠﺴﻠﻄﺎﻥ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺑﺪﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_751.html

86- ﺣﺎﺷﻴﺔ ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻣﻔﺘﺎﺡ ﺍﻟﺸﻨﺠﻮﺭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_868.html

87- ﻓﻴﺾ ﺍﻷﺳﺎﻧﻲ ﻋﻠﻰ ﺣﺮﺯ ﺍﻷﻣﺎﻧﻲ 1
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺷﻌﺮﺍﻧﻲ ﺃﺣﻤﺪﻱ ﺍﻟﻘﺪﺳﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/1.html

88- ﺍﻟﺘﺠﺮﻳﺪ ﺍﻟﻤﺼﻔﻰ ﻟﻤﺮﻓﻮﻋﺎﺕ ﺍﻟﻤﻮﻃﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_977.html

89- ﺍﻻﺣﺘﺠﺎﺝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻭﺍﻓﺾ ﺍﻹﻣﺎﻣﻴﺔ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_764.html

90- ﺍﻟﺒﺤﻮﺙ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﺍﻟﻬﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﺣﻮﺍﺩﺙ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﻌﺎﻣﺔ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_168.html

91- ﺍﻟﺘﺪﺧﻴﻦ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻄﺐ ﻭﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭﺍﻟﻀﻌﻒ ﺍﻟﺠﻨﺴﻲ ﻭﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﻭﺍﺳﺘﺮﺍﺗﻴﺠﻴﺔ ﺃﻋﺪﺍﺀ ﺍﻹﺳﻼﻡ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_380.html

92- ﺍﻟﺪﺭﺍﺳﺔ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﻓﻲ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﺍﻟﻌﺼﺮﻳﺔ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_397.html

93- ﺍﻷﺩﻟﺔ ﺍﻟﻘﺮﺁﻧﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺜﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﺏ ﻧﺼﺐ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_406.html

94- ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ؛ ﻛﻤﺎﻟﻬﺎ ﻭﺧﻠﻮﺩﻫﺎ ﻭﻋﺎﻟﻤﻴّﺘﻬﺎ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_646.html

95- ﺍﻟﺴﻴﺎﺳﺔ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_766.html

96- ﺍﻟﺸﺬﺭﺍﺕ ﺍﻟﻠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﻮﻝ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ
ﺗﺄﻟﻴﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺠﻴﺢ ﺑﻦ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﺯﺑﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﺭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_123.html

97- ﻧﻈﻢ ﺳﻠﺴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﻮﺥ ﻟـ ﻣﺠﻠﺲ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﻣﻨﺬﺭ ﺍﻟﻤﺴﺎﻭﻯ ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺍﻟﻨﺎﻇﻢ : ﻧﻨﺎﻝ ﻋﻴﻦ ﺍﻟﻔﻮﺯ ﺑﻦ ﻣﺪﺛﺮ ﺍﻟﺪﻣﺎﻛﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻭﻷﺑﻮﻳﻪ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_324.html

98- ﻗﺎﻣﻮﺱ ﺍﻟﻤﻨﻮﺭ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺭﺳﻮﻥ ﻣﻨﻮﺭ ﺍﻟﺠﻜﺠﺎﻭﻱ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_691.html

99- ﺍﻟﺮﻋﺎﺓ ﺍﻟﻐﺎﻣﻀﺔ ﻓﻲ ﻧﻘﺾ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ
ﻣﺘﺮﺟﻤﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻴﺔ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺳﺎﻟﻢ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﻨﺪﺍﻥ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_256.html

100- ﺟﻮﻫﺮ ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ‏( ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻴﺔ ‏)
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺃﺑﻮﻳﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﺯﻳﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﺭﻑ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_815.html

101- ﻛﺘﺎﺏ ﻭﻋﻠﻢ ﺁﺩﻡ ﺍﻷﺳﻤﺎﺀ
ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﻣﻌﻨﻰ ﺍﻵﻳﺔ ﻭﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻭﺍﻟﺘﻌﻠﻢ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺷﻤﻮﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﺭﻭﻧﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_828.html

102- ﻋﺸﺮﻭﻥ ﺻﻔﺔ ﻟﻠﻪ ‏( ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻴﺔ ‏)
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﻔﺘﻲ ﺑﺘﺎﻓﻴﺎ ﺳﺎﺑﻘﺎ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻘﻴﻞ ﺑﻦ ﻳﺤﻴﻰ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_934.html

103- ﺍﻋﺮﻑ ﻋﻘﻴﺪﺗﻚ ‏( ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧﻴﺴﻴﺔ ‏)
Kenalilah Akidahmu
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ : ﺳﻴﺪﻱ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺍﻟﺪﺍﻋﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﺬﺭ ﺑﻦ ﻓﺆﺍﺩ ﺍﻟﻤﺴﺎﻭﻯ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/kenalilah-akidahmu_29.html

104- ﺇﺳﻌﺎﻑ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﻊ ﺑﺸﺮﺡ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﺍﻟﻼﻣﻊ ﻧﻈﻢ ﺟﻤﻊ ﺍﻟﺠﻮﺍﻣﻊ
ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺴﻲ ﺍﻟﺠﺎﻭﻱ
http://maktabahtahmil.blogspot.co.id/2015/10/blog-post_395.html

ﻭﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ وسلمَ وبارَكَ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪِﻧﺎ ومولانا ﻣﺤﻤﺪٍ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪِ أجمعين ، وﺍﻟﺤﻤﺪُ ﻟﻠﻪ ﺭﺏِّ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ .م